6. Prosedur |
-
Petugas memakai APD Level 2 sebelum melakukan pelayanan
-
Pasien dipersilakan masuk ruangan pemeriksaan
-
Petugas melakukan anamnesis, yang tersusun :
- Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan:
- Aptosa / Stomatitis Aptosa Rekurens (SAR)
- Luka yang terasa nyeri pada mukosa bukal, bibir bagian dalam, atausisi lateral dan anterior lidah.
-
Onset penyakit biasanya dimulai pada usia kanak-kanak, paling sering pada usia remaja atau dewasa muda, dan jarang pada usia lanjut.
-
Frekuensi rekurensi bervariasi, namun seringkali dalam interval yangcenderung reguler.
- Episode SAR yang sebelumnya biasanya bersifat self-limiting.
-
Pasien biasanya bukan perokok atau tidak pernah merokok.
-
Biasanya terdapat riwayat penyakit yang sama di dalam keluarga.
-
Pasien biasanya secara umum sehat. Namun, dapat pula ditemukan gejala – gejala seperti diare, konstipasi, tinja berdarah, sakit perut berulang, lemas, atau pucat, yang berkaitan dengan penyakit yang mendasari.
-
Pada wanita, dapat timbul saat menstruasi.
- Stomatitis Herpes:
-
Luka pada bibir, lidah, gusi, langit-langit/ bukal, yang terasa nyeri
-
Kadang timbul bau mulut.
-
Dapat disertai rasa lemas (malaise), demam, dan benjolan padakelenjar limfe leher.
-
Sering terjadi pada usia remaja atau dewasa.
-
Terdapat dua jenis stomatitis herpes, yaitu:
- Stomatitis herpes primer, yang merupakan episode tunggal.
- Stomatitis herpes rekurens, bila pasien telah mengalami beberapa kali penyakit serupa sebelumnya.
- Rekurensi dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti: demam, paparan sinar matahari, trauma, dan kondisi imunosupresi seperti HIV, penggunaan kortikosteroid sistemik, dan keganasan.
- Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective) :
- Aptosa / Stomatitis Aptosa Rekurens (SAR) pemeriksaan fisik:
-
anda anemia (warna kulit, mukosa konjungtiva)
-
Pemeriksaan abdomen (distensi, hipertimpani, nyeri tekan)
-
Tanda dehidrasi akibat diare berulang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain:
-
Darah perifer lengkap
-
MCV, MCH, dan MCHC
- Stomatitis Herpes ada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan:
- Lesi berupa vesikel, berbentuk seperti kubah, berbatas tegas, berukuran 2 – 3 mm, biasanya multipel, dan beberapa lesi dapat bergabung satusama lain.
- Lokasi lesi dapat di bibir (herpes labialis) sisiluar dan dalam, lidah, gingiva, palatum, atau bukal.
- Mukosa sekitar lesi edematosa dan hiperemis.
- Demam
- Pembesaran kelenjar limfe servikal
- Tanda-tanda penyakit imunodefisiensi yang mendasari pemeriksaan penunjang tidak mutlak dan tidak rutin dilakukan.
- Penegakan Diagnosis (Assessment) Aptosa / Stomatitis Aptosa Rekurens (SAR), Diagnosis SAR dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dokter perlu mempertimbangkan kemungkinan adanya penyakit sistemik yang mendasari.
- Diagnosis Banding :
-
Herpes Simpleks
-
Sindrom Behcet
-
Hand, Foot, and Mouth Disease
-
Liken Planus
-
Manifestasi oral dari Penyakit Autoimun (Pemfigus, SLE, Crohn)
-
Kanker mulut Stomatitis Herpes
- Diagnosis stomatitis herpes dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosa Banding :
- SAR tipe herpetiform
-
SAR minor multiple
-
Herpes zoster
-
Sindrom behcet
-
Hand, Foot, and Mouth Disease
-
Manifestasi oral dari Penyakit Autoimun (Pemfigus, SLE, Crohn
-
Herpes zoster
- Penatalaksanaan Komprehensif (Plan), Aptosa / Stomatitis Aptosa Rekurens (SAR) pengobatan yang dapat diberikan untuk mengatasi SAR adalah:
-
Larutan kumur chlorhexidine 0,2% untuk membersihkan rongga mulut, penggunaan sebanyak 3 kali setelah makan, masing – masing selama 1 menit.
-
Kortikosteroid topikal, seperti krim triamcinolone acetonide 0,1% in ora base sebanyak 2 kali sehari setelah makan dan membersihkan rongga mulut.
- Konseling dan Edukasi, pasien perlu menghindari trauma pada mukosa mulut dan makanan atau zatdalam makanan yang berpotensi menimbulkan SAR, misalnya: kripik, sususapi, gluten, asam benzoat, dan cuka.
- Kriteria rujukan dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama perlu merujuk kelayanan sekunder, bila ditemukan:
- Gejala-gejala ekstraoral yang mungkin terkait penyakit sistemik yang mendasari, seperti :
-
Lesi genital, kulit, atau mata
-
Gangguan gastrointestinal
-
Penurunan berat badan
-
Rasa lemah
-
Batuk kronik
-
Demam
-
Limfadenopati, Hepatomegali, Splenomegali
- Gejala dan tanda yang tidak khas, misalnya:
- Adanya lesi lain pada rongga mulut, seperti :
- Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu:
- Untuk mengurangi rasa nyeri, dapat diberikan analgetik seperti Parasetamol atau Ibuprofen. Larutan kumur chlorhexidine 0,2% juga memberi efek anestetik sehingga dapat membantu.
- Pilihan antivirus yang dapat diberikan, antara lain:
- Dokter perlu memperhatikan fungsi ginjal pasien sebelum memberikan obat-obat di atas. Dos is perlu disesuaikan pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal.
-
-
-
|