1. Pengertian |
Takikardi adalah suatu kondisi dimana denyut jantung istirahat seseorang secara abnormal lebih dari 100 kali per menit.
Supraventikular Takikardi (SVT) adalah takikardi yang berasal dari sumber di atas ventrikel (atrium), dengan ciri gelombang QRS sempit(< 0,12ms) dan frekuensi lebih dari 150 kali per menit.
Ventrikular Takikardi (VT) adalah takikardi yang berasal dari ventrikel, dengan ciri gelombang QRS lebar (> 0,12ms) dan frekuensi biasanya lebih dari 150 kali per menit. VT ini bisa menimbulkan gangguan hemodinamik yang segera memerlukan tindakan resusitasi
Kode ICD X untuk takikardi adalah R00.0, untuk SVT adalah I47.1, sedangkan VT adalah I47.2.
|
5. Prosedur |
- Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya, berkaitan dengan keluhan:
- Palpitasi
- Sesak napas
- Mudah lelah
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada
- Denyut jantung istirahat lebih dari 100 bpm
- Penurunan tekanan darah dapat terjadi pada kondisi yang tidak stabil
- Pusing
- Sinkop
- Berkeringat
- Penurunan kesadaran bila terjadi gangguan hemodinamik
- Faktor Risiko: a. Penyakit Jantung Koroner, b. Kelainan Jantung, c. Stress dan gangguan kecemasan, d. Gangguan elektrolit
- Faktor Predisposisi: a. Penyakit yang menyebabkan gangguan elektrolit seperti diare, b. Sindrom koroner akut, c. Gangguan cemas yang berlebih pada SVT, d. Aritmia
- Petugas melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
- Denyut jantung melebihi 100 kali per menit dan bisa menjadi sangat cepat dengan frekuensi > 150 kali per menit pada keadaan SVT dan VT
- Takipnea
- Hipotensi
- Sering disertai gelisah hingga penurunan kesadaran pada kondisi yang tidak stabil.
- Petugas memberikan pengantar pemeriksaan penunjang
- SVT: gambaran EKG kompleks QRS sempit (< 0,12ms) dengan frekuensi > 150 kali per menit; Gelombang P bisa ada atau terkubur dalam kompleks QRS.
- VT: gambaran EKG terdapat kompleks QRS lebar ( > 0,12ms), tiga kali atau lebih secara berurutan. Frekuensi nadi biasanya > 150 kali per menit
- Petugas melakukan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
- Petugas melakukan tatalaksana
- Keadaan ini merupakan keadaan yang mengancam jiwa terutama bila disertai hemodinamik yang tidak stabil:
- Bila hemodinamik tidak stabil (Tekanan Darah Sistolik < 90 mmHg) dengan nadi melemah, apalagi disertai penurunan kesadaran bahkan pasien menjadi tidak responsif harus dilakukan kardioversi baik dengan obat maupun elektrik.
- Kondisi ini harus segera dirujuk dengan terpasang infus dan resusitasi jantung paru bila tidak responsif.
- Oksigen diberikan dengan sungkup O2 10-15 lpm.
- Pada kondisi stabil, SVT dapat diatasi dengan dilakukan vagal manuver (memijat A. Karotis atau bola mata selama 10-15 menit). Bila tidak respon, dilanjutkan dengan pemberian adenosin 6 mg bolus cepat. Bila tidak respon boleh diulang dengan 12 mg sebanyak dua kali. Bila tidak respon atau adenosin tidak tersedia, segera rujuk ke layanan sekunder.
- Pada VT, segera rujuk dengan terpasang infus dan oksigen O2 nasal 4 l/m.
- Modifikasi gaya hidup:
- Mencegah faktor risiko
- Modifikasi aktifitas fisik, asupan makanan, dan mengelola timbulnya gejala.
- Petugas melakukan rujukan ke layanan sekunder (spesialis jantung/spesialis penyakit dalam) untuk tatalaksana lebih lanjut
- Petugas melakukan Konseling dan Edukasi, memberitahu bahwa keadaan ini merupakan keadaan yang mengancam jiwa.
- Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
|