6. Prosedur |
1. Hal yang harus diperhatikan
- Observasi letak meatus uret
- Kaji adanya riwayat penyakit genetalia
- Kaji waktu berkemih terakhir.
2. Alat dan bahan
- Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa
- Kom
- Kateter sesuai ukutan
- Sarung tangan steril
- Sarung tagan bersih
- Cairan antiseptic
- Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
- KY jelly
- Urine bag
- Plaster
- Gunting verban
- Selimut mandi
- Tirai/sampiran
- Perlak dan pengalas
- Bengkok/nierbekken
- Tempat specimen (jika perlu)
3. Tahap Pra Interaksi
- Mengucapkan salam terapeutik dan memeprkenalkan dir
- Validasi data : nama klien dan data lain terika
- Meminta persetujuan tindaka
- Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindaka
- Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah prosedu
- Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan
3. Tahap Interasksi
- Memberikan sampiran dan menjaga privac
- Mengatur posisi pasien (wanita:posisi dorsal recumbent, pria:posisi supine dan melepaskan pakaian bawa
- Memasang perlak, penglas di bawah bokong pasie
- Menutup area pinggang dengan selimut pasien serta menutup bagian ekstremitas bawah dengan selimut mandi sehingga hanya area perineal yang terpaja
- Meletakkan nierbekken di antara paha pasie
- Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam ko
- Gunakan sarung tangan bersi
- Membersihkan genetalia dengan cairan antisepti
- Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke kantong plastic yang telah disediaka
- Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian simpan di alas steril. Jika pemasangan kateter dilakukan sendiri, maka siapkan KY jelly di dalam bak sterik. Jangan menyentuh area steri
- Gunakan sarung tangan steri
- Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan berikan jelly pada ujung kateter (dengan meminta bantuan atau dilakukan sendiri) dengan tetap mempertahankan teknik steril
- Posisikan penis tegak lurus 900 dengan tubuh pasien (pada laki-laki)
- Buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk dengan jari tengah tangan tidak dominan (pada wanita)
- Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan kateter perlahan-lahan hingga ujung kateter. Anjurkan pasien untuk menarik nafas saat kateter dimasukkan. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan
- Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujung kateter agar urine tidak tumpah. Setelah urin mengalir, ambil specimen urin bila diperlukan. Lalu segera sambungkan kateter dengan urine ba
- Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipaka
- Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon kateter sudah terfiksasi dengan baik dalam vesika urinaria
- Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kas
- Fiksasi kateteri : Pada pasien laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen. Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal pah
- Menempatkan urine bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kem
- Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
- Lepaskan sarung tang
- Rapihkan kembali pasien
4. Tahap Terminasi
- Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan
- Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam terminasi
- Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang penyimpanan).
- Mencuci tangan
5. Tahap Evaluasi
- Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur pemasangan kateter.
- Mengevaluasi produksi urine
6. Tahap Dokumentasi
- Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
- Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
- Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan
|