5. Prosedur |
- Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya, berkaitan dengan:
- Pada fase akut, pasien biasanya datang dengan keluhan demam, nyeri kepala, nyeri tungkai, urtikaria, bronchitis, nyeri abdominal. Biasanya terdapat riwayat terpapar dengan air danau atau sungai 4-8 minggu sebelumnya, yang kemudian berkembang menjadi ruam kemerahan (pruritic rash)
- Pada fase kronis, keluhan pasien tergantung pada letak lesi misalnya:
- Buang air kecil darah (hematuria), rasa tak nyaman hingga nyeri saat berkemih, disebabkan oleh urinary schistosomiasis biasanya disebabkan oleh hematobium.
- nyeri abdomen dan diare berdarah biasanya disebabkan oleh intestinal skistosomiasisoleh biasanya disebabkan oleh mansoni, S. Japonicum juga S. Mekongi.
- Pembesaran perut, kuning pada kulit dan mata disebabkan oleh hepatosplenic skistosomiasis yang biasanya disebabkan oleh Japonicum.
- Faktor Risiko: Orang-orang yang tinggal atau datang berkunjung ke daerah endemik di sekitar lembah Napu dan Lindu, Sulawesi Tengah dan mempunyai kebiasaan terpajan dengan air, baik di sawah maupun danau di wilayah tersebut.
- Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
- Pada skistosomiasis akut:
- Limfadenopati
- Hepatosplenomegaly
- Gatal pada kulit
- Demam
- Urtikaria
- Buang air besar berdarah (bloody stool)
- Pada skistosomiasis kronik:
- Hipertensi portal dengan distensi abdomen, hepatosplenomegal
- Gagal ginjal dengan anemia dan hipertensi
- Gagal jantung dengan gagal jantung kanan
- Intestinal polyposis
- Ikterus
- Petugas melakukan pemeriksaan penunjang pemeriksaan tinja secara langsung untuk melihat telur dan atau larva cacing dalam tinja dan sedimen urin (bila tersedia)
- Petugas melakukan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
- Petugas melakukan tatalaksana sesuai penyakit dan tingkat keparahan.
- Pengobatan diberikan dengan dua tujuan yakni untuk menyembuhkan pasien atau meminimalkan morbiditas dan mengurangi penyebaran penyakit
- Prazikuantel
- Untuk S. mansoni, S. haematobium, S. intercalatum: dosis 40 mg/kg badan per hari oral dan dibagi dalam dua dosis perhari
- Untuk S. japonicum, S. mekongi: dosis 60 mg/kg berat badan per hari oral dan dibagi dalam tiga dosis perhari
- Rencana Tindak Lanjut
- Setelah 4 minggu dapat dilakukan pengulangan pengobatan.
- Pada pasien dengan telur cacing positif dapat dilakukan pemeriksaan ulang setelah satu bulan untuk memantau keberhasilan pengobatan
- Petugas melakukan Konseling dan Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Hindari berenang atau menyelam di danau atau sungai di daerah endemik skistosomiasis.
- Minum air yang sudah dimasak untuk menghindari penularan lewat air yang terkontaminasi.
- Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
- Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
|