RHINITIS ALERGI (COMMON COLD)










Ramli Randan
SOP No Dokumen 61/SOP/GRC/III/2019
No Revisi 0
Tanggal Terbit 04 Maret 2019
Halaman 1/2
Klinik Pratama Rawat Jalan
Gracia
1. Pengertian

Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi oleh allergen yang sama serta dilepaskan suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan allergen tersebut.

Kode ICD X untuk rhinitis alergi adalah J00.

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan rhinitis alergi.

3. Kebijakan
  • Keputusan Kepala Klinik Gracia Nomor 98/SK/GRC/I/2023 tentang
    Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktis Klinik Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

5. Prosedur
  1. Petugas melakukan anamnesis dan ditemukan: 
    1. Keluhan
      • Keluar ingus dari hidung (rinorea)
      • Hidung tersumbat
      • Disertai rasa panas atau gatal pada hidung
      • Bersin-bersin
      • Disertai batuk
    2. Faktor resiko :
      • Penurunan daya tahan tubuh.
      • Paparan debu, asap, atau gas yang bersifat iritatif.
      • Paparan dengan penderita infeksi saluran napas.
  2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yaitu :
    1. Suhu dapat meningkat
    2. Rinoskopi anterior:
      • Tampak kavum nasi sempit, terdapat sekret serous atau
        mukopurulen, mukosa konka udem dan hiperemis.
      • Pada rinitis difteri tampak sekret yang bercampur darah.
        Membran keabu-abuan tampak menutup konka inferior dan kavum nasi bagian bawah, membrannya lengket dan bila diangkat mudah berdarah.
  3. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
  4.  Petugas melakukan tatalaksana berupa: 
    1. Non medikamentosa
      • Istirahat yang cukup
      • Menjaga asupan yang bergizi dan sehat
    2. Medikamentosa
      • Simtomatik: analgetik dan antipiretik (Paracetamol),
        dekongestan topikal, dekongestan oral (Pseudoefedrin).
      • Antibiotik (bila terdapat komplikasi seperti infeksi sekunder bakteri): Amoksisilin, Cefadroxil.
  5. Petugas melakukan konseling dan eduksi dengan :
    1. Menjaga tubuh selalu dalam keadaan sehat.
    2. Lebih sering mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh
      wajah.
    3. Memperkecil kontak dengan orang-orang yang telah terinfeksi.
    4. Menutup mulut ketika batuk dan bersin.
    5. Mengikuti program imunisasi lengkap, seperti vaksinasi influenza, vaksinasi MMR untuk mencegah terjadinya rinitis eksantematosa.
    6. Menghindari pajanan alergen bila terdapat faktor alergi sebagai pemicu.
    7. Melakukan bilas hidung secara rutin. 
  6. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
  7. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien 
RHINITIS ALERGI (Common Cold)
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait

Pelayanan UmumĀ 

Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan