PNEUMONIA ASPIRASI










Ramli Randan
SOP No Dokumen 226/SOP/GRC/III/2019
No Revisi 0
Tanggal Terbit 04 Maret 2019
Halaman 1/2
Klinik Pratama Rawat Jalan
Gracia
1. Pengertian

Pneumonia aspirasi (Aspiration pneumonia) adalah pneumonia yang disebabkan oleh terbawanya bahan yang ada diorofaring pada saat respirasi ke saluran napas bawah dan dapat menimbulkan kerusakan parenkim paru.

Kode ICD untuk pneumonia aspirasi adalah J69.0.

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan pneumonia aspirasi.

3. Kebijakan
  • Keputusan Kepala Klinik Gracia Nomor 98/SK/GRC/I/2023 tentang
    Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Prosedur
  1. riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga), seperti
    • batuk
    • takipnea
    • tanda-tanda dari pneumonia
  2. Petugas juga menggali faktor risiko seperti
    • Pasien dengan disfagi neurologis
    • Pasien dengan irupsi dari gastroesophageal junction
    • Terdapat abnormalitas anatomis dari traktus aerodigestifus atas
  3. Petugas melakukan pemeriksaan tanda vital dan fisik yang diperlukan / yang sesuai seperti
    1. Pergerakan dada asimetris
    2. Fremitus mengeras di sisi yang sakit
    3. Suara redup di sisi yang sakit
    4. Suara napas bronkovesikuler sampai bronkial, dapat disertai ronki basah halus atau kasar
    5. Jika diperlukan petugas melakukan pemeriksaan penunjang
      • Thorax foto PA terlihat perselubungan pada daerah yang terkena
      • Laboratorium darah lengkap
  4. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosis berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (jika diperlukan)
  5. Petugas memberikan tatalaksana
    1. Pemberian oksigen
    2. Pemberian cairan dan kalori yang cukup
    3. Antibiotik tergantung kondisi
      • Pneumonia komunitas : levofloksasin (500 mg/hari) atau seftriakson (1-2 g/hari)
      • Pasien dalam perawatan di rumah sakit : levofloksasin (500 mg/hari)atau piperasilin tazobaktam (3, 375 gr/6 jam) atau seftazidim (2 gr/8 jam)
      • Penyakit periodontal berat, dahak yang busuk atau alkoholisme : piperasilintazobaktam (3, 375 gr/6 jam) atau imipenem (500 mg/8 jam sampai 1 gr/6 jam) atau kombinasi dua obat : levofloksasin (500 mg/hari) atau siprofloksasin (400 mg/12 jam) atau seftriakson (1-2 gr/hari) ditambah klindamisin (600 mg/8 jam) atau metronidazol (500 mg/8jam)
    4.  Jika ada indikasi petugas melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi (Rumah Sakit):
      • Dewasa: respiratory rate: > 30x/menit dan tekanan darab sistolik < 90 mm Hg, diastolik < 60mmHg.
      • Anak-anak: pneumonia berat, dengan tanda bahaya ( kejang, penurunan kesadaran, tidak bisa minum), post morbili, KKP (kurang kalori, protein) berat,
  6. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarganya untuk istirahat di tempat tidur, minum secukupnya, pencegahan rekurensi, pola hidup sehat, tidak merokok.
  7. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke sub unit farmasi.
  8. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien 
PNEUMONIA ASPIRASI
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait

Pelayanan UmumĀ 

Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan