PENANGANAN SYOK










Ramli Randan
SOP No Dokumen 239/SOP/GRC/III/2019
No Revisi 0
Tanggal Terbit 04 Maret 2019
Halaman 1/2
Klinik Pratama Rawat Jalan
Gracia
1. Pengertian

Syok adalah suatu sindroma multifaktorial yang menuju hipoperfusi jaringan lokal atau sistemis dan mengakibatkan hipoksia sel dan disfungsi multipel organ.

Syok diklasifikasikan berdasarkan etiologi, penyebab dan karakteristik pola hemodinamik yang ditimbulkan, yaitu syok hipovolemik, syok kardiogenik, syok distributif, syok obstruktif, syok endokrin.

Kode ICD X untuk syok adalah R57.9.

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan syok.

3. Kebijakan
  • Keputusan Kepala Klinik Gracia Nomor 98/SK/GRC/I/2023 tentang
    Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Prosedur
  1. Petugas melakukan anamnesis, terutama pasien dengan keluhan lemas atau tidak sadarkan diri, dan menggali faktor penyebab.
  2. Petugas melakukan pemeriksaan keadaan umum, pengukuran tanda vital dan pemeriksaan fisik. Bila diperlukan melakukan juga pemeriksaan Pulse oxymetri dan EKG.
  3. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
  4. Petugas melakukan tatalaksana:
    1. Pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi
    2. Manajemen jalan nafas dan pernafasan untuk memastikan oksigenasi pasien baik, kemudian restorasi cepat dengan infus cairan.
    3. Kristaloid (Ringer laktat / Ringer asetat) disusul darah pada syok perdarahan. Keadaan hipovolemi diatasi dengan cairan koloid atau kristaloid sekaligus memperbaiki keadaan asidosis.
    4. Pengobatan syok sebelumnya didahului dengan penegakan diagnosis etiologi.
    5. Tindakan invasif seperti intubasi endotrakeal dan cricothyroidotomy atau
      tracheostomy hanya untuk life saving oleh dokter yang kompeten.
    6. Syok Hipovolemik:
      • Infus cepat kristaloid melalui kanula vena besar (dapat lebih satu tempat)
      • Berikan cairan 3-4 kali dari jumlah perdarahan, bersamaan sumber perdarahan dikontrol.
      • Resusitasi tidak komplit sampai serum laktat kembali normal. Pasien syok hipovolemik berat dengan resusitasi cairan akan terjadi penumpukan cairan di rongga ketiga.
    7. Syok Obstruktif:
      • Penyebab harus diidentifikasi dan segera dihilangkan.
      • Pericardiocentesis atau pericardiotomi untuk tamponade jantung
      • Dekompresi jarum atau pipa thoracostomy atau keduanya pada pneumothorax tension
      • Dukungan ventilasi dan jantung, mungkin thrombolisis, dan mungkin prosedur radiologi intervensional untuk emboli paru.
      • Abdominal compartment syndrome diatasi dengan laparotomy dekompresif.
    8. Syok Kardiogenik:
      • Optimalkan pra-beban dengan infus cairan.
      • Optimalkan kontraktilitas jantung dengan inotropik sesuai keperluan, seimbangkan kebutuhan oksigen jantung. Selain itu, dapat dipakai dobutamin atau obat vasoaktif lain.
      • Sesuaikan pasca-beban untuk memaksimalkan CO. Dapat dipakai vasokonstriktor bila pasien hipotensi dengan SVR rendah. Pasien syok kardiogenik mungkin membutuhkan vasodilatasi untuk menurunkan SVR, tahanan pada aliran darah dari jantung yang lemah. Obat yang dapat dipakai adalah nitroprusside dan nitroglycerin.
      • Diberikan diuretik bila jantung dekompensasi.
      • PAC dianjurkan dipasang untuk penunjuk terapi.
      • Penyakit jantung yang mendasari harus diidentifikasi dan diobati.
    9. Syok Distributif:
      • Pada SIRS dan sepsis, bila terjadi syok ini karena toksin atau mediator: resusitasi cairan segera dan setelah kondisi cairan terkoreksi, dapat diberikan vasopressor untuk mencapai MAP optimal.
      • Obat yang dapat dipakai adalah dopamin, nor-epinefrin dan vasopresin.
      • Dianjurkan pemasangan PAC.
      • Pengobatan kausal dari sepsis.
    10. Syok Neurogenik:
      • Setelah mengamankan jalan nafas dan resusitasi cairan, guna meningkatkan tonus vaskuler dan mencegah bradikardi diberikan epinefrin.
      • Epinefrin berguna meningkatkan tonus vaskuler tetapi akan memperberat bradikardi, sehingga dapat ditambahkan dopamin dan efedrin.
      • Terapi definitif adalah stabilisasi Medulla spinalis yang terkena
  5. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi
    1. Keluarga perlu diberitahukan mengenai kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada pasien dan pencegahan terjadinya kondisi serupa.
  6. Petugas melakukan rujukan setelah memberikan penanganan awal.
  7. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien 
PENANGANAN SYOK
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait
  1. Pelayanan Umum
  2. Ruang Tindakan 
Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan