5. Prosedur |
- Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya
- Keluhan demam disertai menggigil, sakit kepala, anoreksia, myalgia yang hebat pada betis, paha dan pinggang diserta nyeri tekan, mual, muntah diare dan nyeri abdomen, fotofobia, penurunan kesadaran.
- Petugas melakukan pemeriksaan fisik, untuk menemukan tanda-tanda berikut:
- Demam
- Icterus
- Nyeri tekan pada otot
- Ruam kulit
- Limfadenopati
- Hepatomegaly dan splenomegaly
- Edema
- Bradikardi relatif
- Konjungtiva siliar
- Gangguan perdarahan berupa petekie, purpura, epitaksis, dan perdarahan gusi
- Kaku kuduk tanda meningitis
- Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
- Darah rutin: jumlah leukosit antara 3000 – 26000/µl, dengan pergeseran kekiri, trombositopenia yang ringan terjadi pada 50% pasien dan dihubungkan dengan gagal ginjal. (tidak tersedia, sehingga dirujuk ke laboratorium atau rumah sakit)
- Urin rutin: sedimen urin (leukosit, eritosit, dan hyaline atau granular) dan proteinuria ringan, jumlah sedimen eritosit biasanya meningkat. (tidak tersedia, sehingga dirujuk ke laboratorium atau rumah sakit )
- Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
- Petugas melakukan tatalaksana:
- Terapi suportif
- Demam diberikan paracetamol sesuai dosis pasien
- Mual diberikan antasida, ranitidine, atau omperazole sesuai dosis pasien
- Muntah diberikan domperidone sesuai dosis pasien
- Diare diberikan loperamide sesuai dosis pasien
- Observasi ketat untuk mendeteksi dan mengatasi keadaan dehidrasi, hipotensi, perdarahan dan gagal ginjal sangat penting pada leptospirosis .
- Pemberian antibiotik harus dimulai secepat mungkin, pada kasus-kasus ringan dapat diberikan antibiotik oral seperti Doksisiklin 2x100mg, amoksisilin 3x500mg (untuk anak diberikan sesuai dosis anak)
- Pada kasus leptospirosis berat rujuk ke igd rumah sakit.
- Petugas memberitahukan tentang komplikasi:
- Meningitis
- Distress respirasi
- Gagal ginjal karena renal interstitial tubular necrosis
- Gagal hati
- Gagal jantung
- Petugas melakukan Konseling dan Edukasi pada pasien dan atau keluarganya
- Pencegahan leptospirosis khususnya di daerah tropis sangat sulit, karena banyaknya hospes perantara dan jenis serotype. Bagi mereka yang mempunyai resiko tinggi untuk tertular leptospirosis harus diberikan perlindungan berupa pakaian khusus yang dapat melindunginya dari kontak dengan bahan-bahan yang telah terkontaminasi dengan kemih binatang reservoir.
- Keluarga harus melakukan pencegahan leptospirosis dengan menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, mencuci kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja disawah/kebun/sampah/tanah/selokan dan tempat tempat yang tercemar lainnya.
- Pentingnya memperhatikan cairan yang hilang dari diare / emesis.
- Untuk anggota keluarga yang rentan, disarankan untuk diberikan vaksin campak atau human immunoglobulin untuk pencegahan di rumah sakit . Vaksin efektif bila diberikan dalam 3 hari terpapar dengan penderita. Imunoglobulin dapat diberikan pada individu dengan gangguan imun, bayi umur 6 bulan -1 tahun, bayi umur kurang dari 6 bulan yang lahir dari ibu tanpa imunitas campak, dan wanita hamil.
- Petugas melakukan rujukan pada penderita campak dengan komplikasi (infeksi bakteri, pneumonia, dehidrasi, croup, ensefalitis).
- Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
- Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
|