LARINGITIS










Ramli Randan
SOP No Dokumen 211/SOP/GRC/III/2019
No Revisi 0
Tanggal Terbit 04 Maret 2019
Halaman 1/2
Klinik Pratama Rawat Jalan
Gracia
1. Pengertian

Laringitis adalah peradangan pada laring yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.

Laringitis juga merupakan akibat dari penggunaan suara yang berlebihan, pajanan terhadap polutan eksogen, atau infeksi pada pita suara. Refluks gastroesofageal, bronkitis, dan pneumonia juga dapat menyebabkan laringitis.

Kode ICD X untuk laringitis adalah J04.0

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan laringitis.

3. Kebijakan
  • Keputusan Kepala Klinik Gracia Nomor 98/SK/GRC/I/2023 tentang
    Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Prosedur
  1. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya, terkait dengan:
    •  Keluhan
      • Suara serak atau hilang suara (afonia)
      • Gejala lokal sepeti suara parau, seperti suara yang kasar atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih rendah dari suara yang biasa/normal bahkan sampai tidak bersuara sama sekali (afoni). Hal ini terjadi karena gangguan getaran serta ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara kiri dan kanan.
      • Sesak nafas dan stridor
      • Nyeri tenggorokan, terutama nyeri ketika menelan atau berbicara
      • Gejala radang umum, sepeti demam malaise
      • Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental
      • Gejala common cold, sepeti bersin-bersin, nyeri tenggorokan hingga sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala batuk, dan demam dengan temeratur yang tidak mengalami peningkatan dari 38ᵒ C
      • Obstuksi jalan nafas apabila ada edema laring diikuti edema subglotis yang terjadi dalam beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak gelisah, nafas berbunyi, air hunger, sesak semakin bertambah berat.
      • Laryngitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten. Pada pagi hari, biasanya tebggorokan sakit namun membaik pada suhu yang lebih hangat. Nyeri tenggorokan dan batuk memburuk kembali menjelang siang. Batuk ini dapat juga dipicu oleh uda dingin atau minuman dingin.
      • Sesak nafas dan stridor
    • Faktor resiko:
      • Penggunaan suara yang berlebihan
      • Pajanan terhadap zat iritatif seperti asap rokok dan minumn-minuman alcohol
      • Rhinitis alergi
      • Perubahan suhu yang tiba-tiba
      •  Malnutrisi
      • Keadaan menurnunya system imun atau daya tahan tubuh
  2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik seperti:
    • laringoskopi indirek (khusus untuk pasien dewasa)
    • Pada peemriksaan fisik akan tampak mukosa laring yang hieperemis dan membengkak terutama dibagian atas dan bawah pita suara
    •  Biasanya terdapat tanda radang akut dihidung atau sinus paranasal
    • Pasa laryngitis kronik, dapat ditemukan nodul, ulkus dan penebalan mukosa pita suar
  3.  Petugas melakukan pemeriksaan penunjang bila dibutuhkan :
    • Pemeriksaan darah lengkap
    • Foto rongen soft tissue leher AP lateral: bias tampak pembekakan jaringan
    • Foto rongen toraks AP
  4. Petugas melakukan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
    • Klasifikasi:
      • Laringitis akut
        • Laringitis akut adalah radang akut laring, dapat disebabkan oleh virus dan dan bakteri
      • Laringitis kronik
        • Laringitis kronik dapat terjadi setelah laringitis akut yang berulang, dan juga dapat diakibatkan oleh sinusitis kronis, deviasi septum berat, polip hidung, bronchitis kronis, refluks laringofaring, merokok, pajanan terhadap iritan yang bersifat konstan, dan konsumsi alcohol yang berlebihan
        • “Tanda laringitis kronik ini yaitu nyeri tenggorokan yang tidak signifikan, suara serak, dan terdapat edema pada laring. Mungkin juga disebabkan penyalahgunaan suara (vocal abuse) seperti berteriak-teriak atau bicara keras”
      • Laringitis kronik spesifik:
        • Laringitis tuberkulosa
          • Penyakit ini disebabkan tuberculosis paru. Setelah diobati, biasanya tuberculosis paru sembuh  namun laringitis tuberculosis menetap (membutuhkan pengobatan yang lebih lama), karena struktur mukosa laring sangat lekat  pada kartilago serta vaskularisai tidak sebaik paru
          • Terdapat 4 stadium :
            • stadium infiltrasi
              • Mukosa laring membengkak, hiperemis (bagian posterior) dan pucat. Terbentuk tuberkel didaerah sub mukosa, tampak sebagai bintik-bintik kebiruan. Tuberkel membesar, menyatu hingga mukosa diatasnya meregang. Bila pecah akan timbul ulkus.
            • stadium ulserasi
              • Ulkus membesar, dangkal, dasarnya ditutupi perkejuan dan terasa nyeri oleh pasien
            • stadium perikondritis
              • Ulkus makin dalam mengenai kartilago laring, peling sering terkena kartilago aritenoid, dan epiglottis. Terbentuk nanah yang berbau sampai terbentuk sekuester. Ada stadium ini keadaan pasien buruk dan dapat meninggal. Bila bertahan maka berlanjut ke stadium akhir yaitu stadium fibrotuberkulosis
            • stadium fibrotuberkulosis
              • Terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior, pita suara dan subglotik
      •  Laringitis luetika
        • Radang menaun ini jarang ditemukan 
  5.  Petugas melakukan penatalaksanaan seperti :
    • Non medikamentosa
      • Istirahat suara (vocal rest)
      • Rehabilitasi suara (voice therapy), bila diperlukan
      • Meningkatkan asupan cairan
      • Bila terdapat sumbatan laring dilakukan pemasangan pipa endotrakea atau trakeostomi
    •  Medikamentosa
      • Parasetamol atau ibuprofen sebagai antipiretik dan anelgetik
      • Pemberian antibiotik dilakukan bila peradangan dari paru dan bila penyebab berupa Streptokokus grup A ditemukan melauli kultur. Pada kasus ini, antibiotik yang dapat digunakan yaitu golongan penisilin
      • Proton Pump Inhibitor pada laringitis yang disebabkan oleh refluks laringofaringeal.
      •  Kortikosteroid dapat diberikan jika laringitis berat
      • Laringitis tuberkulosis : obat antituberkulosis
      • Laringitis luetika : penislilin dengan dosis tinggi
  6. Petugas mengedukasi pasien dan keluarga untuk :
    • Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan olahraga teratur
    • Berhenti merokok
    • Mengistirahtakan pasien berbicara dan bersuara atau tidak bersuara berlebihan
    • Menghindari makanan yang mengiritasi atau meningkatkan asam lambung.
  7. Petugas melakukan rujukan jika ditemukan:
    • Terdapat tanda sumbatan jalan nafas atas
    • Usia penderita dibawah 3 tahun
    • Tampak toksik, sianosis, dehidrasi ata exhausted
    • Ada kecurigaan tumor laring
  8. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
  9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien 
LARINGITIS
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait

Pelayanan Umum 

Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan