INTOLERANSI MAKANAN










Ramli Randan
SOP No Dokumen 210/SOP/GRC/III/2019
No Revisi 0
Tanggal Terbit 04 Maret 2019
Halaman 1/2
Klinik Pratama Rawat Jalan
Gracia
1. Pengertian
  1. Intoleransi makanan adalah gejala-gejala yang terjadi akbibat reaksi tubuh terhadap makanan tertentu.
  2. Intoleransi bukan merupakan alergi makanan. Hal ini terjadi akibat kekurangan enzim yang diperlukan untuk mencerna makanan tertentu.
  3. Intoleransi terhadap laktosa gula susu, atau yang umum digunakan, terhadap agen penyedap monosodium glutamat (MSG), atau terhadap antihistamin ditemukan di keju lama, anggur, bir, dan daging olahan.
  4. Gejala intoleransi makanan kadang-kadang mirip dengan gejala yang ditemukan pada alergi makanan.

Kode ICD X untuk intoleransi makanan adalah K90.4.

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan diagnosis dan penatalaksanaan alergi makanan

3. Kebijakan
  • Keputusan Kepala Klinik Gracia Nomor 98/SK/GRC/I/2023 tentang
    Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Alat dan Bahan
6. Prosedur
  1. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya, berkaitan dengan:
    • tenggorokan terasa gatal, nyeri perut, perut kembung, diare, mual muntah, atau dapat disertai kram perut.
    • Faktor predisposisi: mengkonsumsi makanan yang sering menyebabkan intoleransi, seperti: a. terigu dan gandum lainnya yang mengandung gluten, b. protein susu sapi, c. hasil olahan jagung, d. MSG, dst
  2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik status generalis.
    • dapat ditemukan nyeri tekan abdomen, bising usus
      meningkat dan mungkin terdapat tanda-tanda dehidrasi.
  3. Petugas melakukan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
  4. Petugas melakukan tatalaksana sesuai penyakit dan tingkat keparahan.
    1. Penatalaksanaan
      • Pembatasan nutrisi tertentu
      • Suplemen vitamin dan mineral
      • Suplemen enzim pencernaan
    2. Rencana Tindak Lanjut
      • Setelah gejala menghilang, makanan yang dicurigai diberikan kembali untuk melihat reaksi yang terjadi. Hal ini bertujuan untuk memperoleh penyebab intoleransi.
  5.  Petugas melakukan rujukan dengan kriteria:
    • bila keluhan tidak menghilang walaupun tanpa terpapar.
  6. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi kepada keluarga
    • Keluarga ikut membantu dalam hal pembatasan nutrisi tertentu pada pasien.
    • Keluarga juga mengamati keadaaan pasien selama pengobatan.
  7. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
  8. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien 
INTOLERANSI MAKANAN
7. Diagram Alir
8. Unit Terkait

Pelayanan UmumĀ 

Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan