HORDEOLUM










Ramli Randan
SOP No Dokumen 138/SOP/GRC/III/2019
No Revisi 0
Tanggal Terbit 04 Maret 2019
Halaman 1/2
Klinik Pratama Rawat Jalan
Gracia
1. Pengertian

Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Biasanya merupakan infeksi Staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak.

Kode ICD X untuk hordeolum adalah H00, jika hordeolum eksterna adalah H00.01, sedangkan hordeolum interna H00.02.

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan hordeolum.

3. Kebijakan
  • Keputusan Kepala Klinik Gracia Nomor 98/SK/GRC/I/2023 tentang
    Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Prosedur
  1. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya
    1. keluhan kelopak yang bengkak disertai rasa sakit dan mengganjal, merah
    2. nyeri bila ditekan, serta perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata
  2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, terutama status oftalmologi.
    1. kelopak mata bengkak, merah,
    2. nyeri pada perabaan.
    3. Nanah dapat keluar dari pangkal rambut (hordeolum eksternum).
    4. Apabila sudah terjadi abses dapat timbul undulasi.
  3. Petugas melakukan diagnosis.
  4. Petugas melakukan tatalaksana sesuai penyakit dan tingkat keparahan.
    1. Mata dikompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit setiap kalinya untuk membantu drainase. Tindakan dilakukan dengan mata tertutup.
    2. Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih atau dengan sabun bayi. Tindakan dilakukan dengan mata tertutup.
    3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum
    4. Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi.
    5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.
    6. Pemberian terapi topikal dengan Oxytetrasiklin salep mata atau kloramfenikol salep mata setiap 8 jam. Apabila menggunakan kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam.
    7. Pemberian terapi oral sistemik dengan eritromisin 500 mg pada dewasa dan anak sesuai dengan berat badan atau dikloksasilin 4 kali sehari selama 3 hari.
  5. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi pada pasien dan atau keluarganya
    1. Penyakit hordeolum dapat berulang sehingga perlu diberi tahu untuk menjaga higiene dan kebersihan lingkungan.
  6. Petugas melakukan rujukan dengan kriteria rujukan:
    1. Bila tidak memberikan respon dengan pengobatan konservatif.
    2. Hordeolum berulang.
  7. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
  8. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien 
HORDEOLUM
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait

Pelayanan UmumĀ 

Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan