1. Pengertian |
Gonore adalah semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini termasuk Penyakit Menular Seksual (PMS) yang memiliki insidensi tinggi. Cara penularan gonore terutama melalui genitor-genital, orogenital dan ano-genital, namun dapat pula melalui alat mandi, thermometer dan sebagainya (gonore genital dan ekstragenital).
Kode ICD X untuk gonorea adalah A54.0 atau A54.1.
|
6. Prosedur |
- Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya, terkait dengan:
- Pada pria:
- Keluhan: kencing nanah.
- Gejala: rasa panas dan gatal di ujung penis, nyeri berkemih, dan keluar nanah dan darah dari penis, nyeri saat ereksi.
- Onset: 2 – 7 hari setelah kontak seksual.
- Apabila terjadi prostatitis : perasaan tidak enak di perineum dan suprapubis, malaise, demam, nyeri kencing hingga hematuri, serta retensi urin, dan obstipasi.
- Pada Wanita
- Jarang bergejala.
- Umumnya datang setelah terjadi komplikasi atau pada saat pemeriksaan antenatal atau Keluarga Berencana (KB).
- Faktor Resiko
- Berganti-ganti pasangan seksual.
- Homoseksual dan Pekerja Seks Komersial (PSK).
- Wanita usia pra pubertas dan menopause lebih rentan terkena gonore.
- Bayi dengan ibu menderita gonore.
- Hubungan seksual dengan penderita tanpa proteksi (kondom)
- Petugas melakukan pemeriksaan fisik berupa :
- Tampak eritem dan ektropion pada orifisium uretra eksterna
- Duh tubuh mukopurulen
- Pembesaran KGB inguinal uni/bilateral
- Apabila terjadi proktitis, tampak daerah anus eritem, edem dan tertutup pus mukopurulen.
- Pada pria:
- Pemeriksaan RT: pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri tekan dan bila terdapat abses akan teraba fluktuasi.
- Pada wanita:
- Pemeriksaan in speculo: tampak serviks merah, erosi dan terdapat secret mukopurulen (pada wanita yang sudah menikah).
- Petugas melakukan pemeriksaan penunjang:
- Pemeriksaan mikroskopis : pewarnaan gram duh tubuh untuk menemukan kuman gonokokus gram negarif, intra atau ekstraseluler.
- Pada pria sediaan diambil dari daerah fossa navikularis
- Pada wanita dari uretra, muara kelenjar bartolin, serviks dan rektum.Pemeriksaan lain bila diperlukan:\
- Kultur
- Tes oksidasi dan fermentasi
- Tes beta-laktamase
- Tes Thomson dengan sediaan urine
- Petugas menetapkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
- Petugas Tatalaksana sesuai penyakit dan tingkat keparahan.
- Memberitahu pasien untuk tidak melakukan kontak seksual hingga dinyatakan sembuh dan menjaga kebersihan genital.
- Antibiotik :
- Tiamfenikol 3,5 gr PO dosis tunggal/ofloksasin 400 mg PO dosis tunggal/Azitromisin 1 gr PO dosis tunggal, atau
- Injeksi Kanamisin 2 gram IM dosis tunggal/Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal.
- Petugas melakukan rujukan jika ditemukan:
- Apabila tidak dapat melakukan tes laboratorium.
- Apabila pengobatan di atas tidak menunjukkan perbaikan dalam jangka waktu 2 minggu, penderita dirujuk ke dokter spesialis karena kemungkinan terdapat resistensi obat
- Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
- Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
|