FILARIASIS










Ramli Randan
SOP No Dokumen 201/SOP/GRC/III/2019
No Revisi 0
Tanggal Terbit 04 Maret 2019
Halaman 1/2
Klinik Pratama Rawat Jalan
Gracia
1. Pengertian

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.

Kode ICD X untuk filariasis adalah B74.9.

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan filariasis

3. Kebijakan
  • Keputusan Kepala Klinik Gracia Nomor 98/SK/GRC/I/2023 tentang
    Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Alat dan Bahan
6. Prosedur
  1. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya
    • Keluhan demam berulang-ulang selama 3-5 hari. Demam dapat hilang bila istrirahat dan timbul lagi setelah bekerja berat.
    • Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit.
    • Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung (retrograde lymphangitis)
    • Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
    • Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, kantong zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early imphoderma)
    • Manifestasi kronik, disebabkan oleh berkurangnya fungsi saluran limfe terjadi beberapa bulan sampa bertahun-tahun dari episode akut. Gejala kronis filiriasis berupa : pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti) yang disebabkan oleh adanya cacing dewasa pada sistem limfatik dan oleh reaksi hiperresponsif berupa occult filariasis.
    • Perjalanan penyakit tidak jelas dari satu stadium ke stadium berikutnya tetapi bila diurut dari masa inkubasi maka dapat dibagi menjadi :
      • Masa prepaten, yaitu masa antara masuknya larva infektif hingga terjadinya mikrofilaremia berkisar antara 37 bulan. 
      • Masa inkubasi, masa antara masuknya larva infektif sampai terjadinya gejala klinis berkisaran antara 8-16 bulan.
      • Gejala klinik akut merupakan limfadenitis dan limfangitis disertai panas dan malaise. Kelenjar yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala klinis akut dapat amikrofilaremik maupun mikrofilaremik.
      • Gejala menahun, terjadi 10-15 tahun setelah serangan akut pertama. Mikrofilaria jarang ditemukan pada stadium ini, sedangkan adenolimfangitis masih dapat terjadi. Gejala menahun ini menyebabkan terjadinya cacat yang menggangu aktifitas penderita serta membebani
  2. Petugas melakukan tanda vital pemeriksaan fisik, untuk menemukan tanda-tanda berikut:
    • Manifestasi akut : limfadenitis dan limfangitis yang berlangsung 3-15 hari mengenai ekstremitas bawah, alat kelamin
    • Manifestasi kronis : hidrokel, limfedema, elephantiasis
    • Alat kelamin : funikulitis, epididymitis, orkitis.
  3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
    • Pemeriksaan darah tidak tersedia, dilakukan rujukan ke laboratorium atau rumah sakit.
  4. Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
  5. Petugas melakukan tatalaksana:
    1. Pemberian antibiotik seperti amoksisilin 3x500mg (dosis anak menyesuaikan berat badan)  mengurangi serangan berulang, sehingga mencegah terjadinya limfadema kronis.
    2. Antihistamin seperti cetirizine 1×1 tablet dan kortikosteroid seperti dexametasone 3×1 tablet, diperlukan untuk mengatasi efek samping pengobatan. Analgetik seperti paracetamol 3x500mg (dosis anak menyesuaikan)  dapat diberikan bila diperlukan.
    3. Pengobatan operatif, kadang-kadang hidrokel kronik memerlukan tindakan operatif, demikian pula pada chyluria yang tidak membaik dengan terapi konservatif
  6. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi pada pasien dan atau keluarganya
    • Edukasi keluarga dan pasien bahwa mengenai penyakit filariasis terutama dampak akibat penyakit dan cara penularannya. Pasien dan keluarga juga harus memahami pencegahan dan pengendalian penyakit menular ini melalui : pemberantasan nyamuk dewasa, pemberantasan jentik nyamuk, mencegah gigitan nyamuk
  7.  Petugas melakukan rujukan pada penderita bila dibutuhkan operatif atau bila gejala tidak membaik dengan pengobatan konservatif.
  8. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi
  9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien 
FILARIASIS
7. Diagram Alir -
8. Unit Terkait

Pelayanan Umum 

Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan