DIABETES MELITUS (DM)










Ramli Randan
SOP No Dokumen 102/SOP/GRC/III/2019
No Revisi 0
Tanggal Terbit 04 Maret 2019
Halaman 1
Klinik Pratama Rawat Jalan
Gracia
1. Pengertian

Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat efek pada kerja insulin (resistensi Insulin) dan sekresi insulin atau kedua-duanya.

2. Tujuan

Sebagai pedoman petugas untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan DM

3. Kebijakan
  • Keputusan Kepala Klinik Gracia Nomor 98/SK/GRC/I/2023 tentang
    Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Alat dan Bahan
6. Prosedur
  1. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga) apakah ada keluhan khas : polifagiagi (sering lapar), poliuri (sering kencing), polidipsi sering haus),serta penurunan berat badan yg tdk jelas sebabnya. Keluhan yg tidak khas: lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulva pada wanita, luka yang sulit sembuh.
  2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.
  3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan / yang sesuai, kemungkinan adanya penurunan BB, pruritus, atau gangrene.
  4. Jika ada indikasi petugas melakukan pemeriksaan penunjang diagnostik meliputi pemeriksaan laboratorium glukosa darah sewaktu (GDS), glukosa darah puasa (GDP), dan glukosa darah 2 jam post prandial (GD2PP), atau HbA1c
  5. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosis berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.Diagnosis DM ditegakkan jika :
    • Gejala klasik DM (poliuri, polidipsi, polifagi) + GDS ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L) atau
    • Gejala klasik DM + GDP ≥ 126 mg/dL atau
    • GD2PP pada tes toleransi glukosa tertanggu (TTGO) ≥ 200 mg/dL atau
    • HbA1C ≥ 6.5%
    • Jika hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) dengan kriteria sebagai berikut :
    • GDPT ditegakkan jika GDP 100-125 mg/dL
    • TGT ditegakkan jika GD2PP 140-199 mg/dL pada TTGO
    • HbA1C 5.7-6.4%
  1. Petugas menetukan klasifikasi DM
    • DM tipe I
      • DM pada usia muda < 40 tahun
      • Insulin dependent akibat destrksisei : imumun mediated, idiopatik
    • DM tipe II
      • BB lebih dan obesitas (index massa tubuh/IMT > 25 kg/m2)
      • Riwayat DM di keluarga
  2.   Petugas memberikan terapi pada DM 2
    • Modifikasi gaya hidup
      • Pengobatan dengan obat hiperglikemik oral (OHO), dimulai dengan dosis kecil
      • Sulfonilurea : 15-30 menit sebelum makan
      • Repaglinid, nateglinid : sesaat sebelum makan
      • Metformin : sebelum/pada saat/sesudah makan
      • Penghambat glukosidase (acarbose) : bersama makan suapan pertama
      • Tiozolidindion : tidak bergantung pada jadwal makan
        DPP-IV inhibitor : bersama makan atau sebelum makan
    • Tahap pengelolaan
      • Awal diagnosis DM :  modifikasi gaya hidup
      • Tahap I :  modifikasi gaya hidup + monoterapi
      • Tahap II :  modifikasi gaya hidup + kombinasi 2 OHO
      • Tahap III :  modifikasi gaya hidup + kominasi 2 OHO + basal insulin
    • Pengendalian DM
    •  

      Baik

      Sedang

      Buruk

      Gula darah puasa mg/dl

      80 – 99

      100 – 125

      ≥ 126

      Gula darah 2 jam (mg/dl)

      80 – 144

      145 – 179

      ≥180

      Hb1Ac (%)

      < 6,5

      6,5 – 8

      > 8

  3.  Edukasi kepada pasien dan/atau keluarganya :
    • Pemberian obat jangka panjang dengan kontrol teratur setiap 2 minggu atau 1 bulan sekali
    • Perencanaan makan dengan komposisi setiap kali makan : karbohidrat 45 – 65 % %, protein 15 – 20 %, lemak 20 – 25 %
    • Jumlah kalori per hari laki-laki = 30 kal/kg BB, wanita = 25 kal/kg BB
    • Latihan jasmani atau 3-4 kali seminggu selama 30 menit. Olah raga berbeda dengan kegiatan sehari-hari
  4. Ptugas merujuk pasien dengan DM tipe 1 atau dengan komplikasi :
    • Akut : ketoasidosis diabetik, hiperosmolar non ketotik, hipoglikemia
    • Kronik :    makroangiopati, pembuluh darah jantung, pembuluh darah perifer, pembuluh darah otak
    • Mikroangiopati :    pembuluh darah kapiler retina, pembuluh darah kapiler renal
    • Neuropati
    • Gabungan :    kardiomiopati, rentan infeksi, kaki diabetik, disfungsi ereksi
  5. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke sub unit farmasi.
  6. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
DIABETES MELITUS (DM)
7. Diagram Alir -
8. Unit Terkait

Pelayanan Umum 

Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan