5. Prosedur |
- Petugas melakukan anamnesa dan ditemukan:
- Pasien datang dengan keluhan gatal yang bervariasi lokasinya, dapat hilang timbul sepanjang hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari.
- Pasien biasanya juga mempunyai riwayat sering merasa cemas, egois, frustasi, agresif, atau merasa tertekan.
- Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan ditemukan:
- Kulit penderita DA:
- Kering pada perabaan.
- Pucat/redup.
- Jari tangan teraba dingin.
- Terdapat papul, likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi, esudasi dan krusta pada lokasi predileksi.
- Lokasi predileksi:
- Tipe bayi (infantil)
- Dahi, pipi, kulit kepala, leher, pergelangan tangan dan tungkai, serta lutut (pada anak yang mulai merangkak).
- Lesi berupa eritema, papul vesikel halus, eksudatif, krusta.
- Tipe anak
- Lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian dalam.
kelopak mata, leher, kadang-kadang di wajah.
- Lesi berupa papul, sedikit eksudatif, sedikit skuama,
likenifikasi, erosi. Kadang-kadang disertai pustul.
- Tipe remaja dan dewasa
- Lipat siku, lipat lutut, samping leher, dahi, sekitar mata, tangan dan pergelangan tangan, kadang-kadang ditemukan setempat misalnya bibir mulut, bibir kelamin, puting susu, atau kulit kepala.
- Lesi berupa plak papular eritematosa, skuama, likenifikasi, kadang-kadang erosi dan eksudasi, terjadi hiperpigmentasi.
- Petugas menegakkan diagnosa.
- Petugas melakukan tatalaksana:
- Melakukan modifikasi gaya hidup, yaitu:
- Menemukan faktor risiko.
- Menghindari bahan-bahan yang bersifat iritan termasuk
pakaian seperti wol atau bahan sintetik.
- Memakai sabun dengan pH netral dan mengandung pelembab.
- Menjaga kebersihan bahan pakaian.
- Menghindari pemakaian bahan kimia tambahan.
- Membilas badan segera setelah selesai berenang untuk menghindari kontak klorin yang terlalu lama.
- Menghindari stress psikis.
- Menghindari bahan pakaian terlalu tebal, ketat, kotor.
- Pada bayi, menjaga kebersihan di daerah popok, iritasi oleh kencing atau feses, dan hindari pemakaian bahan-bahan medicatedbaby oil.
- Menghindari pembersih yang mengandung antibakteri karena menginduksi resistensi.
- Pemberian farmakoterapi sebagai berikut:
- Topikal (2 kali sehari)
• Pada lesi di kulit kepala, diberikan kortikosteroid topikal, seperti: Desonid krim 0,05% selama maksimal 2 minggu. • Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan betametason valerat krim 0,1%. • Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal atau sistemik bila lesi meluas.
- Oral sistemik
• Antihistamin sedatif: CTM 3x 4 mg per hari selama maksimal 2 minggu atau setirizin 1 x 10 mg per hari selama maksimal 2 minggu. • Antihistamin non sedatif: loratadin 1×10 mg per hari selama maksimal 2 minggu.
- Petugas perlu merujuk apabila:
- Dermatitis atopik luas dan berat.
- Dermatitis atopik rekalsitran atau dependent steroid.
- Bila diperlukan skin prick test/tes uji tusuk.
- Bila gejala tidak membaik dengan pengobatan standar selama 4
minggu.
- Bila kelainan rekalsitran atau meluas sampai eritroderma
- Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
- Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien.
|