ARTRITIS REUMATOID










Linda Sinto
SOP No Dokumen 290/SOP/GRC/III/2019
No Revisi 1
Tanggal Terbit 05 September 2023
Halaman 1/2
Klinik Pratama Rawat Jalan
Gracia
1. Pengertian

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya.

Kode ICD X untuk artritis rheumatoid adalah M06.9.

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan diagnosis dan penatalaksanaan artritis reumatoid.

3. Kebijakan
  • Keputusan Kepala Klinik Gracia Nomor 98/SK/GRC/I/2023 tentang
    Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur
  1. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya, berkaitan dengan:
    1. Gejala prodromal: lelah (malaise), anoreksia, seluruh tubuh terasa lemah yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
    2. Gejala spesifik pada beberapa sendi (poliartrikular) secara simetris, terutama sendi PIP (proximal interphalangeal), sendi MCP (metacarpophalangeal), pergelangan tangan, lutut, dan kaki.
    3. Gejala sinovitis pada sendi yang terkena: bengkak, nyeri yang diperburuk dengan gerakan sehingga gerakan menjadi terbatas, kekakuan pada pagi hari > 1 jam.
    4. Gejala ekstraartikular: mata (episkleritis), saluran nafas atas (nyeri tenggorok, nyeri menelan atau disfonia yang terasa lebih berat pada pagi hari), kardiovaskular (nyeri dada pada perikarditis), hematologi (anemia).
    5. Faktor Risiko:
      • Usia > 60 tahun.
      • Wanita, usia >50 tahun atau menopause.
      • Pekerja berat dengan penggunaan satu sendi terus menerus.
      • Faktor genetik.
      • Hormon seks.
      • Infeksi tubuh.
  2. Petugas melakukan pemeriksaan tanda vital, fisik, dan keadaaan umum.
    1. Manifestasi artikular:
      • Pada lebih dari 3 sendi (poliartritis) terutama di sendi tangan, simetris, immobilisasi sendi, pemendekan otot seperti pada vertebra servikalis, gambaran deformitas sendi tangan (swan neck, boutonniere).
    2. Manifestasi ekstraartikular:
      • Kulit: terdapat nodul rheumatoid pada daerah yg banyak menerima penekanan, vaskulitis.
      • Soft tissue rheumatism, seperti carpal tunnel syndrome atau frozen
      • Mata dapat ditemukan kerato-konjungtivitis sicca yang merupakan manifestasi sindrom Sjorgen, episkleritis/ skleritis. Konjungtiva tampak anemia akibat penyakit kronik.
      • Sistem respiratorik dapat ditemukan adanya radang sendi krikoaritenoid, pneumonitis interstitial, efusi pleura, atau fibrosis paru luas.
      • Sistem kardiovaskuler dapat ditemukan perikarditis konstriktif, disfungsi katup, fenomena embolisasi, gangguan konduksi, aortritis, kardiomiopati
  3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang (jika tersedia di Klinik)
    1. LED 
    2. Radiologi tangan dan kaki. Gambaran dini berupa pembengkakan jaringan lunak, diikuti oleh osteoporosis juxta-articular dan erosi pada bare area Keadaan lanjut terlihat penyempitan celah sendi, osteoporosis difus, erosi meluas sampai daerah subkondral. 
    3. Faktor reumatoid (RF) serum (tidak tersedia di puskesmas)
    4. ACPA (anti-cyclic citrullinated peptide antibody) / anti-CCP 
    5. CRP 
    6. Analisis cairan sendi 
    7. Biopsi sinovium/ nodul rheumatoid
  4. Petugas melakukan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik.
    1. Kriteria Diagnosis berdasarkan ACR tahun 1987:
      • Kaku pagi, sekurangnya 1 jam.
      • Artritis pada sekurangnya 3 sendi.
      • Artritis pada sendi pergelangan tangan, metacarpophalanx (MCP) dan Proximal Interphalanx (PIP).
      • Artritis yang simetris.
      • Nodul rheumatoid.
      • Faktor reumatoid serum positif. Hasil positif dijumpai pada sebagian besar kasus (85%), sedangkan hasil negatif tidak menyingkirkan adanya RA.
      • Gambaran radiologik yang spesifik.
      • LED dan CRP meningkat.
      • Analisis cairan sendi: terdapat gambaran inflamasi ringan-sedang.
    2. Untuk diagnosis RA, diperlukan 4 dari 7 kriteria tersebut di atas. Kriteria 1-4 harus minimal diderita selama 6 minggu.
  5.  Petugas melakukan tatalaksana
    1. Pasien diberikan informasi untuk memproteksi sendi, terutama pada stadium akut dengan menggunakan decker.
    2. Pemberian obat anti inflamasi non-steroid, seperti: diklofenak 50-100 mg 2x/hari, meloksikam 7,5–15 mg/hari, celecoxib 200-400 mg/sehari.
    3. Pemberian golongan steroid, seperti: prednison atau metil prednisolon dosis rendah (sebagai bridging therapy).
    4. Fisioterapi, tatalaksana okupasi, bila perlu dapat diberikan ortosis.
  6.  Petugas melakukan rujukan ke layanan sekunder untuk tatalaksana lebih lanjut jika diperlukan
  7. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi
  8. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
ARTRITIS REUMATOID
6. Diagram Alir
7. Unit Terkait

Pelayanan Umum 

Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
1 Referensi Menggunakan Permenkes Tentang Panduan Praktik Klinik terbaru tahun 2022 05 September 2023