5. Prosedur |
- Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya, berkaitan dengan:
- Gejala prodromal: lelah (malaise), anoreksia, seluruh tubuh terasa lemah yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
- Gejala spesifik pada beberapa sendi (poliartrikular) secara simetris, terutama sendi PIP (proximal interphalangeal), sendi MCP (metacarpophalangeal), pergelangan tangan, lutut, dan kaki.
- Gejala sinovitis pada sendi yang terkena: bengkak, nyeri yang diperburuk dengan gerakan sehingga gerakan menjadi terbatas, kekakuan pada pagi hari > 1 jam.
- Gejala ekstraartikular: mata (episkleritis), saluran nafas atas (nyeri tenggorok, nyeri menelan atau disfonia yang terasa lebih berat pada pagi hari), kardiovaskular (nyeri dada pada perikarditis), hematologi (anemia).
- Faktor Risiko:
- Usia > 60 tahun.
- Wanita, usia >50 tahun atau menopause.
- Pekerja berat dengan penggunaan satu sendi terus menerus.
- Faktor genetik.
- Hormon seks.
- Infeksi tubuh.
- Petugas melakukan pemeriksaan tanda vital, fisik, dan keadaaan umum.
- Manifestasi artikular:
- Pada lebih dari 3 sendi (poliartritis) terutama di sendi tangan, simetris, immobilisasi sendi, pemendekan otot seperti pada vertebra servikalis, gambaran deformitas sendi tangan (swan neck, boutonniere).
- Manifestasi ekstraartikular:
- Kulit: terdapat nodul rheumatoid pada daerah yg banyak menerima penekanan, vaskulitis.
- Soft tissue rheumatism, seperti carpal tunnel syndrome atau frozen
- Mata dapat ditemukan kerato-konjungtivitis sicca yang merupakan manifestasi sindrom Sjorgen, episkleritis/ skleritis. Konjungtiva tampak anemia akibat penyakit kronik.
- Sistem respiratorik dapat ditemukan adanya radang sendi krikoaritenoid, pneumonitis interstitial, efusi pleura, atau fibrosis paru luas.
- Sistem kardiovaskuler dapat ditemukan perikarditis konstriktif, disfungsi katup, fenomena embolisasi, gangguan konduksi, aortritis, kardiomiopati
- Petugas melakukan pemeriksaan penunjang (jika tersedia di Klinik)
- LED
- Radiologi tangan dan kaki. Gambaran dini berupa pembengkakan jaringan lunak, diikuti oleh osteoporosis juxta-articular dan erosi pada bare area Keadaan lanjut terlihat penyempitan celah sendi, osteoporosis difus, erosi meluas sampai daerah subkondral.
- Faktor reumatoid (RF) serum (tidak tersedia di puskesmas)
- ACPA (anti-cyclic citrullinated peptide antibody) / anti-CCP
- CRP
- Analisis cairan sendi
- Biopsi sinovium/ nodul rheumatoid
- Petugas melakukan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik.
- Kriteria Diagnosis berdasarkan ACR tahun 1987:
- Kaku pagi, sekurangnya 1 jam.
- Artritis pada sekurangnya 3 sendi.
- Artritis pada sendi pergelangan tangan, metacarpophalanx (MCP) dan Proximal Interphalanx (PIP).
- Artritis yang simetris.
- Nodul rheumatoid.
- Faktor reumatoid serum positif. Hasil positif dijumpai pada sebagian besar kasus (85%), sedangkan hasil negatif tidak menyingkirkan adanya RA.
- Gambaran radiologik yang spesifik.
- LED dan CRP meningkat.
- Analisis cairan sendi: terdapat gambaran inflamasi ringan-sedang.
- Untuk diagnosis RA, diperlukan 4 dari 7 kriteria tersebut di atas. Kriteria 1-4 harus minimal diderita selama 6 minggu.
- Petugas melakukan tatalaksana
- Pasien diberikan informasi untuk memproteksi sendi, terutama pada stadium akut dengan menggunakan decker.
- Pemberian obat anti inflamasi non-steroid, seperti: diklofenak 50-100 mg 2x/hari, meloksikam 7,5–15 mg/hari, celecoxib 200-400 mg/sehari.
- Pemberian golongan steroid, seperti: prednison atau metil prednisolon dosis rendah (sebagai bridging therapy).
- Fisioterapi, tatalaksana okupasi, bila perlu dapat diberikan ortosis.
- Petugas melakukan rujukan ke layanan sekunder untuk tatalaksana lebih lanjut jika diperlukan
- Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi
- Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
|