TETANUS










Ramli Randan
SOP No Dokumen 170/SOP/GRC/III/2019
No Revisi 0
Tanggal Terbit 04 Maret 2019
Halaman 1/2
Klinik Pratama Rawat Jalan
Gracia
1. Pengertian

Tetanus adalah penyakit pada sistem saraf yang disebabkan oleh tetanospasmin.

Tetanospasmin adalah neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani, ditandai dengan spasme tonik persisten disertai dengan serangan yang jelas dan keras. Spasme hampir selalu terjadi pada otot leher dan rahang yang menyebabkan penutupan rahang (trismus, lockjaw), serta melibatkan tidak hanya otot ekstremitas, tetapi juga otot-otot batang tubuh.

Kode ICD X untuk tetanus adalah A35.

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan tetanus.

3. Kebijakan
  • Keputusan Kepala Klinik Gracia Nomor 98/SK/GRC/I/2023 tentang
    Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Alat dan Bahan
6. Prosedur
  1. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya
    1. Manifestasi klinis tetanus bervariasi dari kekakuan otot setempat, trismus sampai kejang yang hebat. Manifestasi klinis tetanus terdiri atas 4 macam yaitu:
      • Tetanus lokal
      • Tetanus sefalik
      • Tetanus umum/generalisata
      • Tetanus neonatorum
  2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, untuk menemukan tanda-tanda berikut:
    1. Dapat ditemukan: kekakuan otot setempat, trismus sampai kejang yang hebat.
    2. Pada tetanus lokal ditemukan kekakuan dan spasme yang menetap.
    3. Pada tetanus sefalik ditemukan trismus, rhisus sardonikus dan disfungsi nervus kranial.
    4. Pada tetanus umum/generalisata adanya: trismus, kekakuan leher, kekakuan dada dan perut (opisthotonus), fleksi-abduksi lengan serta ekstensi tungkai, kejang umum
    5. Pada tetanus neonatorum ditemukan kekakuan dan spasme dan posisi tubuh klasik
  3. Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
  4. Petugas melakukan tatalaksana:
    1. Semua luka harus dibersihkan dan jika perlu dilakukan debridemen.
    2. Pemberian Oksigen.
    3. Antikonvulsan diberikan secara titrasi, sesuai kebutuhan dan respon klinis. Diazepam atau vankuronium 6-8 mg/hari. Bila penderita datang dalam keadaan kejang maka diberikan diazepam dosis 0,5mg/kgBB/kali i.v. perlahan-lahan dengan dosis optimum 10mg/kali diulang setiap kali kejang. Kemudian diikuti pemberian diazepam per oral (sonde lambung) dengan dosis 0,5/kgBB/kali sehari diberikan 6 kali. Dosis maksimal diazepam 240mg/hari. Bila masih kejang (tetanus yang sangat berat), harus dilanjutkan dengan bantuan ventilasi mekanik, dosis diazepam dapat ditingkatkan sampai 480mg/hari dengan bantuan ventilasi mekanik, dengan atau tanpa kurarisasi. Magnesium sulfat dapat pula dipertimbangkan digunakan bila ada gangguan saraf otonom. (bila tersedia) 
    4. Anti Tetanus Serum (ATS) dapat digunakan, tetapi sebelumnya diperlukan skin tes untuk hipersensitif. Dosis biasa 50.000 iu, diberikan IM diikuti dengan 50.000 unit dengan infus IV lambat. Jika pembedahan eksisi luka memungkinkan, sebagian antitoksin dapat disuntikkan di sekitar luka. (bila tersedia)
    5. Eliminasi bakteri, penisilin adalah drug of choice: berikan prokain penisilin, 1,2 juta unit IM atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Untuk pasien yang alergi penisilin dapat diberikan tetrasiklin 4 x 500 mg PO atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Pemberian antibiotik di atas dapat mengeradikasi Clostridium tetani tetapi tidak dapat mempengaruhi proses neurologisnya.
  5. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi pada pasien dan atau keluarganya
    1. Edukasi bahwa luka harus sering dibersihkan dan steril.
    2. Edukasi agar pasien rajin minum obat dan rajin makan makanan yang bergizi.
  6.  Petugas melakukan rujukan dengan kriteria:
    1. Bila tidak terjadi perbaikan setelah penanganan pertama.
    2. Terjadi komplikasi, seperti distres sistem pernapasan.
    3. Rujukan ditujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis neurologi
  7. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien 
TETANUS
7. Diagram Alir -
8. Unit Terkait
  1. Pelayanan Umum
  2. Ruang Tindakan 
Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan