5. Prosedur |
- Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya
- Keluhan
- Bercak kulit warna merah atau putih, bentuk plakat
- Terutama di wajah atau telinga
- Bercak kurang/mati rasa, tidak gatal
- Lepuh kulit tidak nyeri
- Faktor Risiko:
- Sosial ekonomi rendah
- Kontak lama dengan pasien lepra
- Imunokompromais
- Tinggal di daerah endemic lepra
- Petugas melakukan pemeriksaan tanda vital dan fisik, untuk menemukan tanda-tanda berikut:
- Tanda pada kulit
- Bercak, bintik (nodul), plakat dengan kulit mengkilat atau kering bersisik
- Kulit tidak berkeringat dan berambut
- Baal pada lesi kulit
- Hilang sensasi nyeri dan suhu
- Vitiligo
- Tanda pada saraf
- Penebalan nervus perifer
- Nyeri tekan dan atau spontan pada saraf
- Kesemutan
- Tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak
- Kelemahan anggota gerak dan atau wajah
- Deformitas
- Ulkus yang sulit sembuh
- Ekstremitas dapat terjadi mutilasi
- Petugas menegakkan diagnosis dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
- Petugas melakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan mikroskopis BTA pada sediaan kerokan jaringan kulit (tidak tersedia, dirujuk)
- Tanda cardinal
- Lesi kulit yang mati rasa
- Penebalan saraf tepi dengan gangguan fungsi saraf
- Adanya BTA dalam kerokan jaringan
- Klasifikasi lepra
Tanda Utama
|
PB
|
MB
|
· Bercak kusta
· Penebalan saraf tepi dan gangguan fungsi
· Kerokan jaringan kulit
· Distribusi
· Permukaan bercak
· Batas bercak
· Mati rasa pada bercak
· Deformitas
· Ciri khas
|
Jumlah 1-5
Hanya 1 saraf
BTA negative
Unilateral atau bilateral simetris
Kering, kasar
Tegas
Jelas
Proses lebih cepat
–
|
Jumlah > 5
Lebih dari 1 saraf
BTA positif
Bilateral simetris
Halus, mengkilap
Kurang tegas
Biasanya kurang jelas
Terjadi pada tahap lanjut
Mandarosis, hidung pelana, wajah singa, ginekomastia pada pria
|
- Petugas memberikan tatalaksana
- Terapi menggunakan Multi Drug Therapy (MDT) pada
- Pasien yang baru didiagnosis kusta dan belum pernah mendapat MDT
- Pasien ulangan, yaitu pasien yang mengalami hal-hal di bawah ini
- Relaps
- Masuk kembali setelah default (dapat PB maupun MB)
- Pindahan (pindah masuk)
- Ganti klasifikasi/tipe
- Terapi pada pasien PB
- Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat diminum di depan petugas) terdiri dari: 2 kapsul Rifampisin @ 300mg (600mg) dan 1 tablet Dapson/DDS 100 mg.
- Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet Dapson/ DDS 100 mg. 1 blister obat untuk 1 bulan.
- Pasien minum obat selama 6-9 bulan (± 6 blister).
- Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, dan DDS 50 mg.
- Terapi pada Pasien MB
- Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat diminum di depan petugas) terdiri dari: 2 kapsul Rifampisin @ 300mg (600mg), 3 tablet Lampren (klofazimin) @ 100mg (300mg) dan 1 tablet dapson/DDS 100 mg.
- Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet lampren 50 mg dan 1 tablet dapson/DDS 100 mg. 1 blister obat untuk 1 bulan.
- Pasien minum obat selama 12-18 bulan (± 12 blister).
- Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, Lampren 150 mg dan DDS 50 mg untuk dosis bulanannya, sedangkan dosis harian untuk Lampren 50 mg diselang 1 hari.
- Dosis MDT pada anak <10 tahun dapat disesuaikan dengan berat badan
- Rifampisin: 10-15 mg/kgBB
- Dapson: 1-2 mg/kgBB
- Lampren: 1 mg/kgBB
- Obat penunjang (vitamin/roboransia) dapat diberikan vitamin B1, B6, dan B12
- Tablet MDT dapat diberikan pada pasien hamil dan menyusui. Bila pasien juga mengalami tuberkulosis, terapi rifampisin disesuaikan dengan tuberculosis
- Untuk pasien yang alergi dapson, dapat diganti dengan lampren, untuk MB dengan alergi, terapinya hanya 2 macam obat (dikurangi DDS)
- Terapi untuk reaksi kusta ringan, dilakukan dengan pemberian prednison dengan cara pemberia
- Petugas melakukan Konseling dan Edukasi pada pasien dan atau keluarganya
- Penjelasan tentang lepra, terutama cara penularan dan pengobatannya.
- Dari keluarga diminta untuk membantu memonitor pengobatan pasien sehingga dapat tuntas sesuai waktu pengobatan.
- Apabila terdapat tanda dan gejala serupa pada anggota keluarga lainnya, perlu dibawa dan diperiksakan ke pelayanan kesehatan.
- Petugas merujuk pasien jika
- Terdapat efek samping obat yang serius
- Reaksi kusta dengan kondisi:
- ENL melepuh, pecah (ulserasi), suhu tubuh tinggi, neuritis.
- Reaksi tipe 1 disertai dengan bercak ulserasi atau neuritis.
- Reaksi yang disertai komplikasi penyakit lain yang berat, misalnya hepatitis, DM, hipertensi, dan tukak lambung berat.
- Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
- Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
|