6. Prosedur |
- Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya, berkaitan dengan keluhan berikut:
- Kolesistitis akut:
- Demam
- Kolik perut di sebelah kanan atas atau epigastrium dan teralihkan ke bawah angulus scapula dexter, bahu kanan atau yang ke sisi kiri, kadang meniru nyeri angina pectoris, berlangsung 30-60 menit tanpa peredaan, berbeda dengan spasme yang cuma berlangsung singkat pada kolik bilier.
- Serangan muncul setelah konsumsi makanan besar atau makanan berlemak di malam hari malam.
- Flatulens dan mual
- Kolesistitis kronik:
- Gangguan pencernaan menahun
- Serangan berulang namun tidak mencolok.
- Mual, muntah dan tidak tahan makanan berlemak
- Nyeri perut yang tidak jelas (samar-samar) disertai dengan sendawa.
- Faktor risiko: riwayat kolesistitis akut sebelumnya.
- Petugas melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
- Ikterik bila penyebab adanya batu di saluran empedu ekstrahepatik
- Teraba massa kandung empedu
- Nyeri tekan disertai tanda-tanda peritonitis lokal, tanda murphy positif.
- Petugas memberikan pengantar pemeriksaan laboratorium (lekositosis)
- Petugas melakukan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
- Petugas melakukan tatalaksana merujuk ke RS dan tata laksana awal sebagai berikut:
- Tirah baring
- Pasien puasa
- Pasang infus
- Pemberian antibiotik:
- Golongan penisilin: ampisilin injeksi 500mg/6jam dan amoksilin 500mg/8jam IV, atau
- Sefalosporin: Cefriaxon 1 gram/ 12 jam, cefotaxime 1 gram/8jam, atau
- Metronidazol 500mg/8jam
- Petugas melakukan Konseling dan Edukasi
- Keluarga diminta untuk ikut mendukung pasien untuk menjalani diet rendah lemak dan menurunkan berat badan.
- Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
|