1. Pengertian |
Gangguan campuran anxietas dan depresi adalah gangguan yang ditandai oleh adanya gejala-gejala kecematan (anxietas) depresi bersama-sama, dan masing-masing gejala tidak menunjukan rangkaian gejala yang cukup berat untuk dapat ditegakkan suatu diagnosa tersendiri. Untuk gejala cemas, beberapa gejala autonomik harus ditemukan, walaupun tidak terus menerus. Disamping rasa cemas atau khawatir yg berlebihan.
|
6. Prosedur |
- Petugas melakukan anamnesa dan mengalinya
- Keluhan:
- Nafas pendek/cepat
- Berkeringat
- Gelisah
- Susah tidur
- Mudah lelah
- Jantung berdebar
- Gangguan lambung
- Diare
- Sakit kepala
- Cemas/khawatir yang berlebihan
- Faktor resikonya yaitu:
- Adanya faktor biologis yang mempengaruhi antara lain hiper aktivitas sistem noradenergik, faktor genetik
- Ciri kepribadian tertentu yang imatur dan tidak fleksibel, seperti ciri kepribadian dependen, skizoid, anankastik, cemas menghindar.
- Adanya stres kehidupan
- Petugas melakukan pemeriksaan fisik, untuk menemukan tanda-tanda berikut:
- Respirasi meningkat, tekanan darah menigkat dan tanda lain sesuai keluhan
- Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik
- Petugas melakukan tatalaksana
- Penatalaksanaan Non-farmakologi.
- Konseling dan edukasi pada pasien dan keluarga.
- Karena gangguan campuran cemas depresi dapat mengganggu produktivitas pasien, keluarga perlu memahami bahwa hal ini bukan karena pasien malas atau tidak mau mengerjakan tugasnya, melainkan karena gejala-gejala penyakitnya itu sendiri, antara lain mudah lelah serta hilang energi. Oleh sebab itu, keluarga perlu memberikan dukungan agar pasien mampu dan dapat mengatasi gejala penyakitnya.
- Gangguan campuran anxietas dan depresi kadang-kadang memerlukan pengobatan yang cukup lama, diperlukan dukungan keluarga untuk memantau agar pasien melaksanakan pengobatan dengan benar, termasuk minum obat setiap hari.
- Intervensi Psikososial
- Lakukan penentraman (reassurance) dalam komunikasi terapeutik, dorong pasien untuk mengekspresikan pikiran perasaan tentang gejala dan riwayat gejala.
- Beri penjelasan adanya pengaruh antara faktor fisik dan psikologis, termasuk bagaimana faktor perilaku, psikologik dan emosi berpengaruh mengeksaserbasi gejala somatik yang mempunyai dasar fisiologik.
- Bicarakan dan sepakati rencana pengobatan dan follow-up, bagaimana menghadapi gejala, dan dorong untuk kembali ke aktivitas normal.
- Ajarkan teknik relaksasi (teknik nafas dalam)
- Anjurkan untuk berolah raga teratur atau melakukan aktivitas yang disenangi serta menerapkan perilaku hidup sehat.
- Ajarkan untuk selalu berpikir positif dan manajemen stres dengan baik.
- Penataksananaan farmaakologi.
- Pada pasien dengan gejala kecemasan yang lebih dominan dan atau dengan gejala insomnia dapat diberikan kombinasi Fluoksetin atau sertralin dengan antianxietas benzodiazepin. Obat-obatan antianxietas jenis benzodiazepin yaitu: diazepam 1 x 2-5 mg atau lorazepam 1-2 x 0,5-1 mg atau klobazam 2 x 5 – 10 mg atau alprazolam 2 x 0,25 – 0,5mg. Setelah kira-kira 2 – 4 minggu benzodiazepine ditappering-off perlahan, sementara antidepresan diteruskan hingga 4 – 6 bulan sebelum di tappering-off. Hati-hati potensi penyalahgunaan pada alprazolam karena waktu paruh yang pendek.
- Untuk gejala kecemasan maupun depresinya, diberikan antidepresan dosis rendah, dapat dinaikkan apabila tidak ada perubahan yang signifikan setelah 2-3 minggu: fluoksetin 1 x 10-20 mg/hari atau sertralin 1 x 25-50 mg/hari atau amitriptilin 1 x 12,5-50 mg/hari atau imipramin1 – 2 x 10-25 mg/hari. Catatan: amitriptilin dan imipramin tidak boleh diberikan pada pasien dengan penyakit jantung, dan pemberian berhati-hati untuk pasien lansia karena efek hipotensi ortostastik (dimulai dengan dosis minimal efektif).
- Petugas memberikan konseling dan edukasi kepada pasien dan keluarganya
- Petugas memberikan bila setelah didiagnosis mengalami gangguan ini, terutama apabila gejala progresif dan makin bertambah berat yang menunjukkan gejala depresi seperti pasien menolak makan, tidak mau merawat diri, ada ide/tindakan bunuh diri; atau jika tidak ada perbaikan yang signifikan dalam 2-3 bulan terapi.
- Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
|