6. Prosedur |
- Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya
- Keluhan demam berulang-ulang selama 3-5 hari. Demam dapat hilang bila istrirahat dan timbul lagi setelah bekerja berat.
- Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit.
- Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung (retrograde lymphangitis)
- Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
- Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, kantong zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early imphoderma)
- Manifestasi kronik, disebabkan oleh berkurangnya fungsi saluran limfe terjadi beberapa bulan sampa bertahun-tahun dari episode akut. Gejala kronis filiriasis berupa : pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti) yang disebabkan oleh adanya cacing dewasa pada sistem limfatik dan oleh reaksi hiperresponsif berupa occult filariasis.
- Perjalanan penyakit tidak jelas dari satu stadium ke stadium berikutnya tetapi bila diurut dari masa inkubasi maka dapat dibagi menjadi :
- Masa prepaten, yaitu masa antara masuknya larva infektif hingga terjadinya mikrofilaremia berkisar antara 37 bulan.
- Masa inkubasi, masa antara masuknya larva infektif sampai terjadinya gejala klinis berkisaran antara 8-16 bulan.
- Gejala klinik akut merupakan limfadenitis dan limfangitis disertai panas dan malaise. Kelenjar yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala klinis akut dapat amikrofilaremik maupun mikrofilaremik.
- Gejala menahun, terjadi 10-15 tahun setelah serangan akut pertama. Mikrofilaria jarang ditemukan pada stadium ini, sedangkan adenolimfangitis masih dapat terjadi. Gejala menahun ini menyebabkan terjadinya cacat yang menggangu aktifitas penderita serta membebani
- Petugas melakukan tanda vital pemeriksaan fisik, untuk menemukan tanda-tanda berikut:
- Manifestasi akut : limfadenitis dan limfangitis yang berlangsung 3-15 hari mengenai ekstremitas bawah, alat kelamin
- Manifestasi kronis : hidrokel, limfedema, elephantiasis
- Alat kelamin : funikulitis, epididymitis, orkitis.
- Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah tidak tersedia, dilakukan rujukan ke laboratorium atau rumah sakit.
- Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
- Petugas melakukan tatalaksana:
- Pemberian antibiotik seperti amoksisilin 3x500mg (dosis anak menyesuaikan berat badan) mengurangi serangan berulang, sehingga mencegah terjadinya limfadema kronis.
- Antihistamin seperti cetirizine 1×1 tablet dan kortikosteroid seperti dexametasone 3×1 tablet, diperlukan untuk mengatasi efek samping pengobatan. Analgetik seperti paracetamol 3x500mg (dosis anak menyesuaikan) dapat diberikan bila diperlukan.
- Pengobatan operatif, kadang-kadang hidrokel kronik memerlukan tindakan operatif, demikian pula pada chyluria yang tidak membaik dengan terapi konservatif
- Petugas melakukan Konseling dan Edukasi pada pasien dan atau keluarganya
- Edukasi keluarga dan pasien bahwa mengenai penyakit filariasis terutama dampak akibat penyakit dan cara penularannya. Pasien dan keluarga juga harus memahami pencegahan dan pengendalian penyakit menular ini melalui : pemberantasan nyamuk dewasa, pemberantasan jentik nyamuk, mencegah gigitan nyamuk
- Petugas melakukan rujukan pada penderita bila dibutuhkan operatif atau bila gejala tidak membaik dengan pengobatan konservatif.
- Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi
- Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
|