6. Prosedur |
- Petugas melakukan anamnesa
- Keluhan:
- Keluar darah dari hidung atau riwayat keluar darah dari hidung
- Harus ditanyakan secara spesifik mengenai:
- Lokasi keluarnya darah (depan rongga hidung atau tenggorok)
- Banyaknya perdarahan
- Frekuensi
- Lamanya perdarahan
- Faktor resiko:
- Trauma
- Adanya penyakit dihidung yang mendasari : rhinosinusitis, rhinitis alergi
- Penyakit sistemik, seperti kelaianan pembuluh darah, nefritis kronis, demam berdarah dengue
- Riwayat penggunaan obat-obatan seperti NSAID, aspirin, warfarin, heparin, tiklpoin, semprot hidung kortikosteroid
- Tumor baik jinak maupun ganasbyang terjadi di hidung, sinus paranasal, atau nasofaring
- Kelainan kongenital, misalnya hereditary hemorrhagic telangiectasia/ osler’ disease
- Adanya deviasi septum
- Pengaruh lingkungan, misanya tinggal didaerah yang sangat tinggi, tekanan udara rendah atau lingkungan dengan udara yang sangat kering
- Kebiasaan
- Petugas melakukan pemerisaan fisik :
- Rinoskopi anterior
- Pemeriksaan harus dilakukan secara berurutan dari anterior ke posterior.vestibulum, mukosa hidung dan septum nasi, diding lateral hidung dan konka inferior harus diperiksa dengan cermat untuk mengetahiu sumber pendarahan.
- Rinoskopi posterior
- Pemeriksaan nasofaring dengan rinoskopi posterior penting pada pasien dengan epistaksis berulang untuk menyingkirkan neoplasma
- Pengukuran tekanan darah
- Tekanan darah erlu diukur untuk menyingkirkan diagnosis hipertensi, karaena hiperensi dapat meneyebabkan epistaksis posterior yang hebat dan sering berulang.
- Petugas melakukan pemeriksaan penunjang bila diperluka yaitu darah perifer lengkap dan skrining koagulopati (bleeding time, clotting time) bila tersedia
- Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan bila perlu pemeriksaan penunjang.
- Petugas melakukan tatalaksana: tiga prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis, yaitu:
- Menghentikan perdarahan
- Mencegah komplikasi
- Mencegah berulannya epistaksis
- Petugas memberikan konseling dan edukasi kepada pasien dan keluarganya yaitu:
- Mengidentifikasi penyebab epistaksis, karena hal ini merupakan gejala suatu penyakit, sehingga dapat mencegah timbunya kembali epistaksis
- Mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi
- Memghindari membuang lender melalui hidung terlalu keras
- Menghindari memsukkan benda keras kedalam hidung, termasuk jari dibutuhkan pengawasan lebih ketat pada pasien anak
- Membatasi penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan perdarahan, seperti aspirin atau ibuprofen
-
- Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
- Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
|