6. Prosedur |
- Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga) apakah ada keluhan khas : polifagiagi (sering lapar), poliuri (sering kencing), polidipsi sering haus),serta penurunan berat badan yg tdk jelas sebabnya. Keluhan yg tidak khas: lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus vulva pada wanita, luka yang sulit sembuh.
- Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.
- Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan / yang sesuai, kemungkinan adanya penurunan BB, pruritus, atau gangrene.
- Jika ada indikasi petugas melakukan pemeriksaan penunjang diagnostik meliputi pemeriksaan laboratorium glukosa darah sewaktu (GDS), glukosa darah puasa (GDP), dan glukosa darah 2 jam post prandial (GD2PP), atau HbA1c
- Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosis berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.Diagnosis DM ditegakkan jika :
-
- Gejala klasik DM (poliuri, polidipsi, polifagi) + GDS ≥ 200 mg/dL (11.1 mmol/L) atau
- Gejala klasik DM + GDP ≥ 126 mg/dL atau
- GD2PP pada tes toleransi glukosa tertanggu (TTGO) ≥ 200 mg/dL atau
- HbA1C ≥ 6.5%
- Jika hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) dengan kriteria sebagai berikut :
- GDPT ditegakkan jika GDP 100-125 mg/dL
- TGT ditegakkan jika GD2PP 140-199 mg/dL pada TTGO
- HbA1C 5.7-6.4%
- Petugas menetukan klasifikasi DM
- DM tipe I
- DM pada usia muda < 40 tahun
- Insulin dependent akibat destrksisei : imumun mediated, idiopatik
- DM tipe II
- BB lebih dan obesitas (index massa tubuh/IMT > 25 kg/m2)
- Riwayat DM di keluarga
- Petugas memberikan terapi pada DM 2
- Modifikasi gaya hidup
- Pengobatan dengan obat hiperglikemik oral (OHO), dimulai dengan dosis kecil
- Sulfonilurea : 15-30 menit sebelum makan
- Repaglinid, nateglinid : sesaat sebelum makan
- Metformin : sebelum/pada saat/sesudah makan
- Penghambat glukosidase (acarbose) : bersama makan suapan pertama
- Tiozolidindion : tidak bergantung pada jadwal makan
DPP-IV inhibitor : bersama makan atau sebelum makan
- Tahap pengelolaan
- Awal diagnosis DM : modifikasi gaya hidup
- Tahap I : modifikasi gaya hidup + monoterapi
- Tahap II : modifikasi gaya hidup + kombinasi 2 OHO
- Tahap III : modifikasi gaya hidup + kominasi 2 OHO + basal insulin
- Pengendalian DM
-
|
Baik
|
Sedang
|
Buruk
|
Gula darah puasa mg/dl
|
80 – 99
|
100 – 125
|
≥ 126
|
Gula darah 2 jam (mg/dl)
|
80 – 144
|
145 – 179
|
≥180
|
Hb1Ac (%)
|
< 6,5
|
6,5 – 8
|
> 8
|
- Edukasi kepada pasien dan/atau keluarganya :
- Pemberian obat jangka panjang dengan kontrol teratur setiap 2 minggu atau 1 bulan sekali
- Perencanaan makan dengan komposisi setiap kali makan : karbohidrat 45 – 65 % %, protein 15 – 20 %, lemak 20 – 25 %
- Jumlah kalori per hari laki-laki = 30 kal/kg BB, wanita = 25 kal/kg BB
- Latihan jasmani atau 3-4 kali seminggu selama 30 menit. Olah raga berbeda dengan kegiatan sehari-hari
- Ptugas merujuk pasien dengan DM tipe 1 atau dengan komplikasi :
- Akut : ketoasidosis diabetik, hiperosmolar non ketotik, hipoglikemia
- Kronik : makroangiopati, pembuluh darah jantung, pembuluh darah perifer, pembuluh darah otak
- Mikroangiopati : pembuluh darah kapiler retina, pembuluh darah kapiler renal
- Neuropati
- Gabungan : kardiomiopati, rentan infeksi, kaki diabetik, disfungsi ereksi
- Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke sub unit farmasi.
- Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
|