DERMATITIS KONTAK ALERGI










Ramli Randan
SOP No Dokumen 209/SOP/GRC/III/2019
No Revisi 0
Tanggal Terbit 04 Maret 2019
Halaman 1/2
Klinik Pratama Rawat Jalan
Gracia
1. Pengertian

Dermatisis kontak alergik (DKA) adalah reaksi peradangan kulit imunologik karena reaksi hipersensitivitas. Kerusakan kulit terjadi didahului oleh proses sensitisasi berupa alergen (fase sensitisasi) yang umumnya berlangsung 2-3 minggu. Bila terjadi pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa, periode hingga terjadinya gejala klinis umumnya 24-48 jam (fase elisitasi).

Kode ICD X untuk DKA adalah L23.

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan DKA

3. Kebijakan
  • Keputusan Kepala Klinik Gracia Nomor 98/SK/GRC/I/2023 tentang
    Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Alat dan Bahan
6. Prosedur
  1. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya
    1. Keluhan:
      1. Gatal
      2. Bercak kemerahan
    2. Faktor Resiko:
      1. riwayat kontak dengan bahan allergen pada waktu tertentu
      2. Riwayat atopi pada keluarga
  2. Petugas melakukan pemeriksaan tanda vital dan fisik, dan status lokalis seperti tanda dermatitis pada umumnya
    •  
  3. Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
  4. Petugas melakukan tatalaksana:
    1. Terapi suportif
      1. Menghindari bahan yang bersifat alergen
      2. Memakai sabun pH netral dan mengandung pelembab
      3. Memakai alat pelindung untuk menghindari kontak allergen saat bekerja
    2. Farmakologi
      1. Topikal (2 kali sehari)
        1. Pelembab krim hidrofilik urea 10%
        2. Kortikosteroid: Desonid krim 0,05% (catatan: bila tidak tersedia dapat digunakan Fluosinolon asetonid krim 0,025%)
        3. Pada kasus dengan manifestasi klinis likenifikasi dan hiperpigmentasi, dapat diberikan golongan Betametason valerat krim 0,1% atau Mometason furoat krim 0,1%)
        4. Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal.
      2. Oral sistemik
        1. Antihistamin hidroksisin 2 x 25 mg per hari selama maksimal 2 minggu, atau
        2. Loratadin 1×10 mg per hari selama maksimal 2 minggu.
  5. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi pada pasien dan atau keluarganya mengenai
    1. menghindari bahan alergen di rumah saat mengerjakan pekerjaan rumah tangga
    2.  
    3. Edukasi menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu boot
    4. Memodifikasi lingkungan tempat bekerja.
  6.  Petugas melakukan rujukan apabila keluhan tidak membaik dalam 4 minggu setelah pengobatan standard an sudah menghindari kontak
  7. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi
  8. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien 
DERMATITIS KONTAK ALERGI
7. Diagram Alir -
8. Unit Terkait

Pelayanan UmumĀ 

Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan