ULKUS MULUT (APTOSA, HERPES)










LINDA SINTO
SOP No Dokumen 586/SOP/GRC/II/2025
No Revisi 0
Tanggal Terbit 04 Februari 2025
Halaman 1/5
Klinik Pratama Rawat Jalan
Gracia
1. Pengertian

Ulkus Mulut atau Stomatitis Aptosa Rekurens (SAR) merupakan penyakit mukosa mulut. Stomatitis herpes merupakan inflamasi pada mukosa mulut akibat infeksi virus herpes simpleks tipe 1 (HSV 1).

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan kemudahan dan sebagai acuan bagi praktisi kesehatan dalam penanganan / penatalaksanaan pertama ukus mulut (Aptosa, Herpes)

3. Kebijakan
  • Keputusan Kepala Klinik Gracia Nomor 98/SK/GRC/I/2023 tentang
    Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi

Referensi KEPMENKES RI NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

5. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan

  1. Gown /  baju APD 

  2. Handscoon

  3. Masker 

  4. Safety glasses / kacamata pelindung

  5. Stetoskop

  6. Senter 

  7. Kaca mulut

  8. Lampu senter 

6. Prosedur
  1. Petugas memakai APD Level 2 sebelum melakukan pelayanan

  2. Pasien dipersilakan masuk ruangan pemeriksaan

  3. Petugas melakukan anamnesis, yang tersusun :

    1. Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan:
      • Aptosa / Stomatitis Aptosa Rekurens (SAR)
        • Luka yang terasa nyeri pada mukosa bukal, bibir bagian dalam, atausisi lateral dan anterior lidah.
        • Onset penyakit biasanya dimulai pada usia kanak-kanak, paling sering pada usia remaja atau dewasa muda, dan jarang pada usia lanjut.

        • Frekuensi rekurensi bervariasi, namun seringkali dalam interval yangcenderung reguler.

        • Episode SAR yang sebelumnya biasanya bersifat self-limiting.
        • Pasien biasanya bukan perokok atau tidak pernah merokok.

        • Biasanya terdapat riwayat penyakit yang sama di dalam keluarga.

        • Pasien biasanya secara umum sehat. Namun, dapat pula ditemukan gejala – gejala seperti diare, konstipasi, tinja berdarah, sakit perut berulang, lemas, atau pucat, yang berkaitan dengan penyakit yang mendasari.

        • Pada wanita, dapat timbul saat menstruasi.

      • Stomatitis Herpes:
        • Luka pada bibir, lidah, gusi, langit-langit/ bukal, yang terasa nyeri

        • Kadang timbul bau mulut.

        • Dapat disertai rasa lemas (malaise), demam, dan benjolan padakelenjar limfe leher.

        • Sering terjadi pada usia remaja atau dewasa.

        • Terdapat dua jenis stomatitis herpes, yaitu:

          • Stomatitis herpes primer, yang merupakan episode tunggal. 
          • Stomatitis herpes rekurens, bila pasien telah mengalami beberapa kali penyakit serupa sebelumnya.
        • Rekurensi dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti: demam, paparan sinar matahari, trauma, dan kondisi imunosupresi seperti HIV, penggunaan kortikosteroid sistemik, dan keganasan. 
  4. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective) :
    1. Aptosa / Stomatitis Aptosa Rekurens (SAR) pemeriksaan fisik:
      • anda anemia (warna kulit, mukosa konjungtiva)

      • Pemeriksaan abdomen (distensi, hipertimpani, nyeri tekan)

      • Tanda dehidrasi akibat diare berulang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain:

        • Darah perifer lengkap 

        • MCV, MCH, dan MCHC

    2. Stomatitis Herpes ada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan:
      • Lesi berupa vesikel, berbentuk seperti kubah, berbatas tegas, berukuran 2 – 3 mm, biasanya multipel, dan beberapa lesi dapat bergabung satusama lain.
      • Lokasi lesi dapat di bibir (herpes labialis) sisiluar dan dalam, lidah, gingiva, palatum, atau bukal.
      • Mukosa sekitar lesi edematosa dan hiperemis.
      • Demam
      • Pembesaran kelenjar limfe servikal
      • Tanda-tanda penyakit imunodefisiensi yang mendasari pemeriksaan penunjang tidak mutlak dan tidak rutin dilakukan.
  5. Penegakan Diagnosis (Assessment) Aptosa / Stomatitis Aptosa Rekurens (SAR), Diagnosis SAR dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dokter perlu mempertimbangkan kemungkinan adanya penyakit sistemik yang mendasari.
    • Diagnosis Banding :
      • Herpes Simpleks

      • Sindrom Behcet

      • Hand, Foot, and Mouth Disease

      • Liken Planus

      • Manifestasi oral dari Penyakit Autoimun (Pemfigus, SLE, Crohn)

      • Kanker mulut Stomatitis Herpes

    • Diagnosis stomatitis herpes dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosa Banding :
      • SAR tipe herpetiform
      • SAR minor multiple

      • Herpes zoster 

      • Sindrom behcet

      • Hand, Foot, and Mouth Disease

      • Manifestasi oral dari Penyakit Autoimun (Pemfigus, SLE, Crohn

      • Herpes zoster 

  6. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan), Aptosa / Stomatitis Aptosa Rekurens (SAR) pengobatan yang dapat diberikan untuk mengatasi SAR adalah: 
    • Larutan kumur chlorhexidine 0,2% untuk membersihkan rongga mulut, penggunaan sebanyak 3 kali setelah makan, masing – masing selama 1 menit.

    • Kortikosteroid topikal, seperti krim triamcinolone acetonide 0,1% in ora base sebanyak 2 kali sehari setelah makan dan membersihkan rongga mulut.

  7. Konseling dan Edukasi, pasien perlu menghindari trauma pada mukosa mulut dan makanan atau zatdalam makanan yang berpotensi menimbulkan SAR, misalnya: kripik, sususapi, gluten, asam benzoat, dan cuka.
  8. Kriteria rujukan dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama perlu merujuk kelayanan sekunder, bila ditemukan:
    1. Gejala-gejala ekstraoral yang mungkin terkait penyakit sistemik yang mendasari, seperti :
      • Lesi genital, kulit, atau mata 

      • Gangguan gastrointestinal

      • Penurunan berat badan

      • Rasa lemah

      • Batuk kronik 

      • Demam

      • Limfadenopati, Hepatomegali, Splenomegali

    2. Gejala dan tanda yang tidak khas, misalnya:
      • Onset pada usia dewasa akhir atau lanjut 

      • Perburukan dari aptosa

      • Lesi yang amat parah

      • Tidak adanya perbaikan dengan tatalaksana kortikosteroid topikal

    3. Adanya lesi lain pada rongga mulut, seperti :
      • Kandidiasis

      • Glositis

      • Perdarahan, bengkak, atau nekrosis pada gingiva

      • Leukoplakia

      • Sarkoma Kaposi 
  9. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu:
    1. Untuk mengurangi rasa nyeri, dapat diberikan analgetik seperti Parasetamol atau Ibuprofen. Larutan kumur chlorhexidine 0,2% juga memberi efek anestetik sehingga dapat membantu.
    2. Pilihan antivirus yang dapat diberikan, antara lain:
      • Acyclovir, diberikan per oral, dengan dosis:

        • Dewasa: 5 kali 200 – 400 mg per hari, selama 7 hari

        • Anak: 20 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 5 kali pemberian,selama 7 hari 

      • Valacyclovir, diberikan per oral, dengan dosis:
        • Dewasa: 2 kali 1 – 2 g per hari, selama 1 hari

        • Anak : 20 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 5 kali pemberian,selama 7 hari

      • Famcyclovir, diberikan per oral, dengan dosis:
        • Dewasa: 3 kali 250 mg per hari, selama 7 – 10 hari untuk episode tunggal 3 kali 500 mg per hari, selama 7 – 10 hari untuk tipe rekurens

        • Anak : Belum ada data mengenai keamanan dan efektifitas pemberiannya pada anak-anak

  10. Dokter perlu memperhatikan fungsi ginjal pasien sebelum memberikan obat-obat di atas. Dos is perlu disesuaikan pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal.
  •  
    1.  
        1.  
ULKUS MULUT (APTOSA, HERPES)
7. Diagram Alir
8. Unit Terkait

Poli Umum

Farmasi

Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan