TONSILITIS










Ramli Randan
SOP No Dokumen 226/SOP/GRC/III/2019
No Revisi 0
Tanggal Terbit 04 Maret 2019
Halaman 1/2
Klinik Pratama Rawat Jalan
Gracia
1. Pengertian

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan jaringan limfoid yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu: tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding faring/ Gerlach’s tonsil).

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan tonsilitis.

3. Kebijakan
  • Keputusan Kepala Klinik Gracia Nomor 98/SK/GRC/I/2023 tentang
    Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktis Klinik Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

5. Alat dan Bahan
6. Prosedur
  1. Petugas melakukan anamnesa dan didapatkan keluhan:
    1. Rasa kering di tenggorokan sebagai gejala awal.
    2. Nyeri pada tenggorok, terutama saat menelan. Rasa nyeri semakin lama semakin bertambah sehingga anak menjadi tidak mau makan.
    3. Nyeri dapat menyebar sebagai referred pain ke telinga.
    4. Demam yang dapat sangat tinggi sampai menimbulkan kejang
      pada bayi dan anak-anak.
    5. Sakit kepala, badan lesu, dan nafsu makan berkurang.
    6. Plummy voice / hot potato voice: suara pasien terdengar seperti orang yang mulutnya penuh terisi makanan panas.
    7. Mulut berbau (foetor ex ore) dan ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri telan yang hebat (ptialismus).
    8. Pada tonsilitis kronik, pasien mengeluh ada penghalang /
      mengganjal di tenggorok, tenggorok terasa kering dan pernafasan berbau (halitosis).
  2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik:
    1. Tonsilitis akut:
      • Tonsil hipertrofik dengan ukuran ≥ T2.
      • Hiperemis dan terdapat detritus di dalam kripti yang memenuhi permukaan tonsil baik berbentuk folikel, lakuna, atau pseudomembran. 
      • Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior juga tampak udem dan hiperemis.
      • Kelenjar limfe leher dapat membesar dan disertai nyeri tekan.
    2. Tonsilitis kronik:
      •  Tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata, kriptus melebar dan berisi detritus.
      • Pembesaran kelenjar limfe submandibula dan tonsil yang
        mengalami perlengketan.
  3. Petugas menentukan gradasi pembesaran tonsil sebagai berikut:
    1. T0: tonsil sudah diangkat.

    2. T1: <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
      atau batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai 1⁄4jarak pilar anterior uvula.

    3. T2: 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volum orofaring atau batas medial tonsil melewati 1⁄4 jarak pilar anterior-uvula sampai 1⁄2 jarak pilar anterior-uvula.

    4. T3: 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring atau batas medial tonsil melewati 1⁄2 jarak pilar anterior-uvula sampai 3⁄4 jarak pilar anterior-uvula.

    5. T4: > 75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring atau batas medial tonsilmelewati 3⁄4 jarak pilar anterior-uvula sampai uvula atau lebih. 

  4. Petugas menegakkan diagnosa.
  5. Petugas melakukan tatalaksana:
    1. Istirahat cukup.
    2. Makan makanan lunak dan menghindari makan makanan yang mengiritasi.
    3. Menjaga kebersihan mulut.
    4. Pemberian obat oral sistemik:
      • Tonsilitis viral.
        Istirahat, minum cukup, analgetika / antipiretik (misalnya,
        Paracetamol), suplementasi untuk meningkatkan sistem imun tubuh.
      • Tonsilitis bakteri
        Amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama minimal 3 hari dan pada dewasa 3 x 500 mg selama minimal 3 hari. Steroid untuk menekan reaksi inflamasi. Steroid yang dapat diberikan berupa Deksametason
        3 x 0,5 mg pada dewasa selama 3 hari dan pada anak-anak
        0,01 mg/kgBB/hari dibagi 3 kali pemberian selama 3 hari. Analgetik/ antipiretik dapat diberikan bila diperlukan. 
  6. Petugas merujuk untuk saran dilakukan tonsilektomi:dan terjadi komplikasi abses peritonsiler, septikemia, meningitis, glomerulonephritis, demam rematik akut.
  7. Petugas memberikan edukasi untuk pasien dan keluarga untuk:
    1. Menghindari pencetus, termasuk makanan dan minuman yang
      mengiritasi.
    2.  Melakukan pengobatan yang adekuat karena risiko kekambuhan cukup tinggi.
    3. Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi dan olahraga teratur.
    4. Berhenti merokok.
    5. Selalu menjaga kebersihan mulut.
    6. Mencuci tangan secara teratur.
  8. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
  9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien 
Tonsilitis
7. Diagram Alir -
8. Unit Terkait

Pelayanan Umum

Rekaman Historis Perubahan
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan